Pasar Batu Sepi Pengunjung, Pedagang Sebut, Pasarnya Hebat, Pedagangnya Sambat

Pasar Batu Sepi Pengunjung, Pedagang Sebut, Pasarnya Hebat, Pedagangnya Sambat
Pasar Batu Sepi Pengunjung, Pedagang Sebut, Pasarnya Hebat, Pedagangnya Sambat

BATU (SurabayaPost.id) – Polemik Pasar Induk Among Tani Batu terus bergulir.Belum usai polemik keberadaan teror sampah menggunung tebar aroma busuk yang mengusik kenyamanan pedagang dan para pengunjung pasar. Sekarang disusul dengan jeritan pedagang terkait besaran retribusi kios naik sekira 300 persen dari retribusi sebelumnya.

Arief Setiawan merupakan pedagang di kios konfeksi Zona 1,menyebut retribusi kios pasar per bulannya di bandrol sangat tinggi naik sekira 300 persen dari angka sebelum pasar dibangun

“Kami berharap kepada Pemerintah Kota Batu melalui dinas terkait, agar tidak hanya bangga dengan bangunannya pasar saja yang mewah dan megah, sehingga lupa atau melupakan pada  kebijakannya untuk meramaikan pasar dari pembeli,” kata Arief, Sabtu (19/10/2024).

Para pedagang menurutnya sebelum pasar dibangun, penghasilannya lumayan.Namun dibanding terbalik usai pasar dibangun warga pedagang pasar rata –  rata mengalami penurunan omzet ( penghasilan) sehingga mereka banyak mengeluh.

“Penurunan omzet tersebut tak tangung – tangung sekitar diatas 60 persen.Meski secara nasional daya beli masyarakat sudah menurun karena adanya pasar online, tentunya hal ini yang paling buruk dialami oleh para pedagang Pasar Induk Omong Tani ,” ujarnya.

Ini ujar dia,terjadi karena kebijakan pihak pemerintah tidak berpihak pada pedagang.

“Contoh,masalah zonasi, ini tidak menguntungkan bagi pedagang karena persaingannya kurang bagus.Kalau dulu zonasi berbaur jadi satu, sekarang sendiri – sendiri.Misal zona konfeksi ini, sangat tidak tepat,” lanjutnya.

Ia contohkan lagi ketika ada orang usai beli seragam disini, ketika mau beli sepatu tempatnya jauh berada di blok, karena jauh pembeli jadi malas.

“Akhirnya kalau sudah beli seragam,  sepatu nya tidak jadi dibeli.Kalau dulu berdekatan.Ini diperburuk dengan aturan zonasi yang tidak tepat dan tidak menguntungkan bagi para pedagang,” tandasnya.

Terlebih lagi, tandas dia, terkait besaran  retribusi kios pasar cukup tinggi naik ratusan persen.

“Seperti kios saya, dulu retribusinya hanya puluhan ribu perbulan, sekarang meningkat jadi Rp 135 ribu.Naiknya capai 300 persen.Kios ini ukurannya 2X3 meter persegi, tiap bulan bayar retribusi Rp 135 ribu,” ucapnya.

Sekadar mengingatkan menurut Arief Pasar sebelum dibangun, Walikota Batu pernah menyampaikan kalau pasar sudah dibangun omzet pedagang pasar diyakini bakal naik 300 persen.

“Ternyata ini sudah dibangun yang meningkat malah besaran retribusinya, untuk omzet penjualan merosot hingga 60 persen.Sekarang rekan – rekan pedagang kesulitan mau bayar retribusi.Alih – alih untuk bayar retribusi, buat makan saja tiap hari repot,” keluh dia.

Untuk pasar batu, menurutnya sekarang sudah bagus dan hebat, tapi perdagangan sambat (mengeluh)

“Pasarnya bagus dan hebat, pedagangnya sambat.Ini fakta, dan ini PR pemerintah daerah  angan hanya bisa bangun pasar dengan bangunan hebat dan dipandang sangat – sangat wah.Pemerintah saat ini harus mementingkan bagaimana caranya para pedagang bisa mendapat penghasilan yang baik.Untuk apa bangunan terlihat bagus namun omzet pedagang tambah buruk,” sindirnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Among Tani Batu, Gadis Dew, menyatakan terkait maslah retribusi, menurutnya secara normatif saja sesuai Perda yang diperlakukan sesuai Perda No 4 Tahun 2023.

“Untuk besaran tarif retribusi yang ada di Pasar Induk Among Tani Batu, ada beberapa golongan tarif retribusi pelayanan pasar.

“Ada golongan, B,C ,D, dan E , itu tarifnya kalau toko – toko per meter Rp 1000 perhari, kalau satu bulan 30 ribu. Untuk totalnya tergantung lusanya ,karena ada yang 3×4, berati 12 ,meter. Misal tarif kios konfeksi per meter Rp 750 rupiah, seumpama 3X 4, ritualnya 12 meter, laki dikalikan Rp 750 rupiah,  kali 30 hari totalnya Rp 270 ribu per bulan,” lanjutnya.

Ia katakan kembali lagi tergantung dengan lusanya.Terkait retribusi kendati pasarnya sepi, menurut Gadis pihaknya tetap menjalankan aturan yang ada,dan pihaknya tetap berpegangan pada aturan.(Gus)