MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Dies Natalis ke-15, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) kembali memberikan penghargaan dengan menggelar Anugerah Sabda Budaya 2024. Dalam kegiatan tersebut sebanyak tujuh pelaku seni dan budaya mendapatkan penghargaan dan apresiasi atas kontribusi di dalam pelestarian seni dan budaya.
Acara yang dipandu oleh dua pembawa acara, Arsih Amalia dan Mirzah Ardiansyah ini, diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne UB, kemudian dilanjutkan dengan tarian pembuka, Tari Topeng Grebeg Sabrang, tarian ini menggambarkan segerombol pasukan yang bersiap berangkat menuju medan perang dengan berani, brangasan, dan gagah perkasa sekaligus misterius.
Tari Topeng Grebeg Sabrang adalah tarian yang memiliki sifat gagah yang ditunjukkan melalui gerak yang bervolume besar. Tarian ini memiliki arti grebeg/garebeg yaitu diiringi bala akeh atau diiringi banyak prajurit. Menggambarkan barisan prajurit yang berangkat menunaikan titah Sang Raja. Topeng dan kostum warna merah menjadi simbol bahwa dalam tokoh Sabrang memiliki sifat berani dan misterius.
Yohanes Padmo Adi Nugroho, Dosen Sastra Jepang FIB UB sekaligus Ketua Panitia menjelaskan tahun ini terdapat 7 kategori penghargaan yang diberikan.
Mulai dari pelaku seni musik, seni tradisi, seni rupa, pemerintah peduli budaya. Sekaligus dua insentif budaya yang diberikan untuk komunitas seni budaya, dan pelestari bahasa.
“Anugerah Sabda Budaya ini bagian integral dari keilmuan di FIB. Kami konsern di bidang seni budaya. Menjadi tanggungjawab kami untuk mengapresiasi segala jerih payah, karya, dan capaian para seniman dan budayawan terutama di Jatim,” ujar Yohanes,
Selasa (5/11/2024).
Dalam menentukan nama-nama peraih penghargaan, telah dibentuk Dewan Kurator. Adapun kriteria penerima penghargaan meliputi berasal, tinggal, maupun berkarya di Jawa Timur, menaruh perhatian pada seni budaya di bidangnya, dan lainnya.
“Kriterianya dari nama-nama seniman dan budayawan di Jatim sudah tercatat dalam database kami sejak 2018,” lanjutnya.
Sementara itu, Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D, menekankan bahwa konsistensi untuk memberikan penghargaan Anugerah Sabda Budaya telah berlangsung sejak tahun 2018.
“Kami menyadari selama ini belum ada perhatian khusus untuk seniman dan budayawan. Misal karyanya dulu pernah tampil dengan baik kemudian sekarang memudar, tidak ada yang nguri-uri untuk diketahui oleh generasi berikutnya,” ujar Hamamah.