MALANG (SurabayaPost.id) – Konflik di kampus Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) terus berlanjut. Sebab, kubu Christea Frisdiantara lewat Plt Ketua PPLP PT PGRI Unikama, Slamet Riyadi melaporkan Soedjai ke Bareskrim Polri.
Soedjai yang diakui sebagai Ketua PPLP PT PGRI melalui SK Menkumham terbaru, tanggal 18 Desember 2018 dilaporkan polisi dengan alasan sebagai biang kekisruhan Unikama. Laporan tersebut ternyata disikapi santai oleh Rektor Unikama Dr Pieter Sahertian.
“Laporan (ke Bareskrim Polri yang dilakukan Slamet Riyadi) itu tak pengaruh. Kondisi dan aktivitas di kampus tetap berjalan seperti biasa,” kata Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian didampingi Wakil Rektor (WR) I, Sudi Dolaji, Jum’at (18/1/2019).
Menurut Pieter Sahertian, laporan itu tak berpengaruh karena yang bersengketa antar pengelola yayasan. Sehingga, kata dia, tak ada kaitan dengan proses pembelajaran dalam kampus.
Itu pun, kata dia, sebelum SK Menkumham terbaru terbit, sengketa yayasan juga terjadi. Kala itu, kubu Soedjai menggugat kubu Christea Frisdiantara yang juga mengklaim sebagai Ketua PPLP PT PGRI.
Saat itu, kata dia, aktivitas di dalam kampus berjalan lancar. “Jadi, tidak ada masalah. Saat ini tentu juga begitu. Kami tetap melakukan kegiatan dan proses pembelajaran dengan normal,” tandas dia.
Apalagi, kata Pieter Sahertian, L2DIKTI (yang dulu bernama Kopertis) dan Kemenristekdikti mengakui pejabat struktural Unikama yang ada saat ini. Yakni, Rektor Unikama adalah Dr Pieter Sahertian.
Pengakuan L2DIKTI dan Kemenristekdikti itu memberikan layanan pada kampus Unikama dengan Rektor Pieter Sahertian. “Layanan termasuk akun beserta password Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) diserahkan pada kami. Yang pegang sekarang kami,” kata Pieter Sahertian.
Makanya, kata dia, konflik baru soal Plt PPLP PT PGRI Slamet Riyadi melaporkan Soedjai ke Bareskrim Mabes Polri tidak ada masalah. Sebab, proses pembelajaran dan layanan akademik dan perkuliahan berjalan normal.
Pieter Sahertian mengaku kini sudah melakukan proses penerimaan mahasiswa baru (Maba) untuk tahun akademik 2019/2020. “Bahkan ada enam calon mahasiswa yang sudah resmi mendaftar,” ungkap dia.
Selain itu, lanjut dia, ada 200 siswa dari berbagai SMA di Indonesia yang sudah mengirimkan berkas pendaftaran ke Unikama lewat jalur PMDK. Mereka, kata Pieter Sahertian akan diseleksi, siapa yang bakal diterima.
Mereka yang diterima, menurut dia, akan diumumkan akhir April atau awal Mei 2019. Kriteria utamanya adalah siswa yang memiliki ranting masuk 10 besar di sekolahnya masing-masing.
“Nah, berdasarkan kondisi tersebut konflik yang terjadi antara internal yayasan itu tak berpengaruh. Baik terhadap proses perkuliahan maupun pada calon mahasiswa,” pungkasnya. (lil)
Leave a Reply