
GRESIK (SurabayaPost.id)— Suara lantunan ayat suci menggema di Lapangan Perguruan Muhammadiyah Cerme, Ahad sore (12/10). Di bawah langit senja yang teduh, ratusan peserta dan penonton menahan napas ketika Ketua Panitia MTQ V, Hasan Abidin, membacakan hasil akhir lomba. Detik itu pula, riuh tepuk tangan membahana—Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik dinobatkan sebagai juara umum MTQ ke-5 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik 2025, setelah berhasil mengoleksi 13 gelar juara dengan total nilai 43,00 poin.
Kemenangan ini bukan sekadar deretan angka prestasi, tetapi simbol keberhasilan panjang proses pembinaan Al-Qur’an di bawah naungan Muhammadiyah Gresik. Di tengah gempuran zaman digital dan menipisnya minat generasi muda terhadap tilawah dan tahfidz, kemenangan PCM Gresik seolah menjadi oase yang menyejukkan — tanda bahwa semangat mencintai Al-Qur’an tetap tumbuh subur di lingkungan Muhammadiyah.
PCM Gresik telah lama dikenal memiliki sistem pembinaan keagamaan yang tertata. Majelis Tabligh dan Lembaga Pembinaan Qur’ani di cabang ini aktif menyelenggarakan pelatihan, halaqah, serta bimbingan tilawah yang melibatkan santri, pelajar, hingga masyarakat umum. Tidak heran, ketika ajang MTQ V ini digelar, banyak wajah-wajah muda dari PCM Gresik tampil percaya diri di panggung lomba.
“Prestasi ini buah dari pembinaan berkelanjutan. Kami tidak hanya menyiapkan peserta untuk lomba, tapi membentuk karakter Qurani yang melekat dalam kehidupan mereka sehari-hari,” ungkap salah satu pembina peserta, Ustazah Luluk Aini, saat ditemui usai penutupan acara.
MTQ Muhammadiyah Gresik bukan sekadar kontestasi membaca ayat suci. Ajang ini menjadi ruang silaturahmi dan sarana dakwah kultural di kalangan kader muda. Beragam cabang dipertandingkan — mulai dari tilawah, tahfidz, tafsir, hingga cabang-cabang baru seperti lomba kaligrafi, syarhil Qur’an, dan tilawah isyarat bagi penyandang disabilitas.
Dalam cabang terakhir inilah terlihat semangat inklusivitas Islam yang menjadi ciri khas Muhammadiyah. Seorang peserta tunarungu dari PCM Cerme tampil membacakan ayat-ayat Al-Qur’an melalui gerak tangan yang lembut namun penuh makna, memukau seluruh hadirin.
“Islam itu rahmatan lil ‘alamin, dan MTQ ini menjadi bukti nyata bahwa dakwah bisa merangkul semua kalangan,” kata Hasan Abidin dalam sambutannya.
Selain keluar sebagai juara umum, PCM Gresik juga mendapat kehormatan menjadi tuan rumah MTQ ke-6 mendatang. Keputusan ini disambut dengan gegap gempita. Di satu sisi, amanah itu menjadi bentuk pengakuan atas kualitas penyelenggaraan dan pembinaan PCM Gresik; di sisi lain, juga menjadi tantangan besar untuk mempertahankan tradisi juara.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Kami ingin menjadikan MTQ berikutnya sebagai perayaan spiritual sekaligus ajang melahirkan lebih banyak qari dan qariah terbaik,” ujar Ketua PCM Gresik, Drs. Subkhan, penuh optimisme.
MTQ V Muhammadiyah Gresik tahun ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan berbasis masjid, sekolah, dan komunitas masih sangat relevan. Di tengah arus globalisasi, nilai-nilai Qurani tetap bisa menjadi penuntun arah moral generasi muda.
Keberhasilan PCM Gresik dengan 13 gelar juara bukan hanya capaian kompetisi, tetapi juga potret kerja kolektif yang mengakar: dari para guru ngaji di pelosok kampung, para kader yang sabar membimbing, hingga dukungan penuh dari keluarga besar Muhammadiyah.
“Anak-anak ini bukan hanya menghafal ayat, tapi belajar bagaimana hidup sesuai ajaran Qur’an,” tutur Subkhan menutup sambutannya, diiringi takbir dan haru dari para peserta.
Di bawah cahaya senja Cerme sore itu, tampak wajah-wajah muda tersenyum membawa piala dan mushaf Al-Qur’an. Mereka bukan sekadar juara lomba, tapi juara kehidupan — generasi Qurani yang akan meneruskan cahaya dakwah Muhammadiyah di bumi Gresik.