 
Gresik (SurabayaPost.id) – Dugaan pencampuran Pertalite dengan etanol kembali mencuat di Kabupaten Gresik. Seorang wartawan lokal, Ivan (32) warga Kelurahan Lumpur, Gresik mengalami kerugian besar setelah dua kendaraannya sekaligus — motor dan mobil — mogok total usai mengisi Pertalite di dua SPBU berbeda di Gresik.
“Motor saya isi di SPBU Lumpur milik Perumda Gresik Migas, tidak lama mesin langsung brebet dan mati total. Awalnya saya kira karena kotoran di karburator. Tapi setelah mobil saya isi di SPBU Petrokimia Gresik, mobil juga mogok dan tidak bisa distarter,” kata Ivan, Jumat (31/10/2025).
Ivan mengaku, sebelum kejadian, kondisi kedua kendaraannya masih prima dan rutin diservis. Ia pun menduga kuat ada campuran zat lain dalam bahan bakar Pertalite yang dibelinya.
“Saya sudah dengar kabar kalau Pertalite dioplos dengan etanol. Kalau benar, ini jelas berbahaya dan merugikan masyarakat,” ujarnya.
Akibat insiden itu, Ivan terpaksa mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan di bengkel. “Mobil dan motor itu alat kerja saya. Dua-duanya rusak setelah isi Pertalite. Saya benar-benar dirugikan,” keluhnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SPBU Lumpur milik Perumda Gresik Migas, SPBU Petrokimia, maupun Pertamina belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan tersebut. Warga berharap Dinas Perdagangan dan aparat kepolisian segera turun tangan melakukan uji laboratorium terhadap Pertalite di kedua SPBU itu.
Secara teknis, etanol merupakan senyawa alkohol yang bisa bercampur dengan bensin, namun memiliki sifat menyerap air dan mempercepat korosi pada tangki maupun sistem injeksi. Dalam kadar tinggi dan tanpa pengendalian, etanol dapat menyebabkan kerak, karat, gangguan pembakaran, hingga knocking pada mesin bensin.
Mekanik otomotif di Gresik, Hadi Santoso, menjelaskan pencampuran etanol tanpa standar bisa berdampak fatal pada kendaraan.
“Etanol bikin pembakaran tidak stabil, bahan bakar cepat menguap, dan busi cepat kotor. Kalau dua kendaraan mogok setelah isi di dua SPBU berbeda, itu indikasi kuat ada masalah pada distribusi bahan bakar,” jelasnya.
Warga mendesak pemerintah daerah dan Pertamina untuk segera melakukan pengecekan kualitas Pertalite di SPBU-SPBU Gresik agar masyarakat tidak terus menjadi korban.
“Ini bukan sekadar kerugian ekonomi, tapi juga menyangkut keselamatan di jalan,” tegas Hadi Santoso
