GRESIK (SurabayaPost.id)–Baznas RI resmi menggelar program Baznas Micro Finance Desa (BMD) di Kecamatan Kedamaian, Kabupaten Gresik. Hingga kini, program pemberdayaan ekonomi ultra mikro tersebut telah berjalan di sembilan desa, antara lain Desa Kedamaian, Deaa Banyuurip, Tanjung, deaa Lebani Kecamatan Weringinanom, Desa Suko Kecamatan Wringinanom, Lampah, dan Dusun Turirejo Kedamaian.
Mayoritas penerima manfaat adalah UMKM warung kelontong dengan nilai pencairan tahap pertama sebesar Rp1 juta tanpa agunan dan tanpa bunga.
Manajer BMD Baznas Pusat, Moh. Ibadur Rohman, menjelaskan bahwa program ini secara khusus menyasar UMKM tradisional berpendapatan rendah, terutama yang beromzet di bawah Rp7 juta per bulan.
“Kalau pendapatan pelaku usahanya di atas satu juta per bulan, tidak boleh ikut program. Bahkan kami juga menyentuh petani, apalagi Gresik selatan baru diterjang banjir dan banyak tanaman padi tenggelam,” ujarnya Kamis (27/11/25).
Menurutnya, program saat ini masuk fase pencairan awal, dengan proses administrasi sederhana, hanya memerlukan KTP, KK, dan SKTM dari desa. Gresik sendiri menjadi pilot project nasional. Jika berhasil, Baznas akan memperluas implementasi ke daerah lain.
Dari tingkat daerah, Mustoha, Wakil Ketua 1 Baznas Gresik, ditunjuk sebagai pendamping program. Ia menyebut kantor BMD ditempatkan di Desa Kedamaian sebagai pusat layanan.
“Saat ini kita jalankan di wilayah selatan. Kalau berhasil, tentu kita akan ekspansi ke wilayah Gresik lainnya,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa program ini strategis untuk memerangi bank plecit yang selama ini menjerat masyarakat miskin.
“Bank plecit menjadi pengerat masyarakat miskin. BMD dihadirkan sebagai solusi agar warga tidak terjerat bunga tinggi,” tegas Mustoha.
Program BMD di Gresik didukung total anggaran Rp1 miliar, terdiri dari:Rp750 juta dari Baznas Pusat Rp250 juta dari Baznas Daerah Gresik
Seluruh pembiayaan diberikan dalam bentuk pembiayaan ultra mikro tanpa agunan dan tanpa bunga, dengan harapan dapat menjadi penopang ekonomi warga pascabanjir serta mendorong UMKM tradisional naik kelas.
Program yang kini memasuki tahap pencairan diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga kecil di wilayah selatan Gresik sekaligus menjadi model nasional untuk pemberdayaan mustahik yang lebih terukur dan berkelanjutan.
