MALANG (SurabayaPost.id) – Juara bertahan putra Surabaya Bhayangkara Samator menyusul Bank BNI 46 ke Grand Final. Itu setelah tampil mengesankan dengan menaklukkan Palembang Bank SumselBabel 3-0 (25-21, 25- 25-20, 25-23) dalam laga putaran kedua final four Proliga 2019 di GOR Ken Arok Malang, Jawa Timur, Minggu (17/2/2019).
Saling mematikan menjadi tujuan utama kedua tim, sehingga di pertandingan ini bukan mengenai teknik lagi yang menjadi masalah, tetapi lebih kepada tim mana yang mampu bermain dengan tenang, yang berhasil melaju ke partai puncak. Hal itu pun berhasil dibuktikan oleh juara bertahan. Mereka memulai set pertama dengan tenang tapi langsung menekan pertahanan lawan 11-9, walaupun Bank SumselBabel mengejar dengan menyamakan kedudukan 12-12, tapi Randy Tamamilang dkk. tetap bermain tenang dan tidak mengikuti irama lawan sehingga berhasil mengamankan set pertama dengan 25-21.
Tidak mengubah pola permainan Bhayangkara Samator langsung melancarkan serangan hingga mampu memimpin jauh set kedua 7-2, tapi Bank SumselBabel mencoba bangkit dengan menekan, tapi masih belum mampu mengejar ketertinggalan walaupun hanya tertinggal tipis 11-15. Bahkan dengan meninggalkan jauh skor, Samator pun semakin percaya diri menutup set dengan 25-20. Mencoba keluar dari tekanan, Bagus Wahyu Ardinto dkk bermain lebih agresif dan itu pun mampu mengubah keadaan dan Bank SumselBabel memimpin 7-3.
Berhasil memimpin jauh hingga 16-12 pun tak mampu dipertahankan Bank SumselBabel, bahkan kesalahan terus dibuat dan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Bhayangkara Samator sehingga menyamakan skor 17-17. Bagus dkk tak mampu bermain konsisten dan kedudukan pun berbalik sehingga juara bertahan mampu mengakhiri pertandingan dengan 25-23. Dengan kemenangan ini pun Samator akan menemani Jakarta BNI 46 ke partai puncak Proliga 2019.
“Syukur Bhayangkara Samator sesuai dengan yang kita cita-citakan, kami sempat naik turun, tapi hari ini kita bisa ambil poin penuh untuk mengambil tiket ke grand final dan besok di Yogya menjadi final ke lima kita, jadi kita hanya memberi motivasi saja ke pemain. Atmosfirnya memang sejak di Kediri saya ciptakan seperti final, jadi fokus-fokus saja,” ujar Pelatih Bhayangkara Samator, Ibarsjah Djanu Tjahyono, usai pertandingan.
Sempat tertinggal di set ketiga pun Ibarsjah mengaku jika memang spike bermain tergesa-gesa sehingga tertinggal jauh di awal set. “Kita kurang rilex akhirnya kita ambil time out dan kembali rilex dan akhirnya kita bisa mengejar, kemudian sana memimpin 14-16, dan akhirnya kita berbalik memanfaatkan Rivan, ada dua atau tiga servis jadi membuat unggul. Kalau untuk final, BNI pasti punya strategi dan Samator juga punya strategi jadi nanti lihat di lapangan saja,” tambahnya.
Dari pemain, bintang tim Samator, Rival Nurmulki mengatakan bahwa mereka akan lebih siap untuk melaju ke grand final “Kalau yang diantisipasi tidak ada, kita cuma menjaga kondisi saja, supaya nanti di final fit, kalau tim kita bagus kompak bagaimanapun lawannya tetap bisa. Kalau untuk masalah mental sudah tidak ada masalah, yang penting itu juara di akhir,” ungkap Rivan.
Sementara Pelatih Palembang Bank SumselBabel, Pascal Wilmar mengatakan jika kurang kurang puas dengan kepemimpinan wasit karena beberapa kali bola keluar dinyatakan masuk.
“Terus terang saja pimpinan wasit agak kurang fair ya, bolehlah bila bantu tuan rumah tapi maksudnya, terlalu. Sorry saja tadi kita sudah naik, otomatis kan yang kita lawan kan mereka, jelas bola keluar tapi masuk, kita tahu mereka yang punya kuasa tapi kita dirugikan. Ya pasti kalau kita sudah naik bagus kan akhirnya kan terkena ke psikis, yang harusnya kita main bagus dan lepas dengan luar biasa tapi akhirnya faktor itu kan mengikuti kita,” kata Pascal Wilmar.
“Samator sudah masuk ke final, selamat. Kita akan berjuang di Jogja dan tempat tiga empat, kita kalah ya jadi terima saja, mungkin next kita bisa lebih baik lagi,” tuntasnya. (aji)
Leave a Reply