Akses Keluar-Masuk Kota Malang Dijaga Ketat

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata kala memantau posko yang dibentuk di pintu keluar masuk Kota Malang.

MALANG (surabayapost.id) – Aada empat titik akses keluar masuk Kota Malang yang dijaga ketat sejak Selasa (31;/3/2010). Sebab empat lokasi tersebut menjadi posko pengawasan warga yang keluar masuk ke wilayah Kota Malang.

Keempat lokasi itu, mulai dari stasiun, terminal dan di beberapa lokasi perbatasan masuk Kota Malang. Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengakui hal tersebut.

Dia mengatakan pengecekan warga tersebut akan dilakukan di beberapa titik. “Stasiun, Terminal dan perbatasan” sebut Leo.

Informasi yang berhasil dihimpun, beberapa tempat yang menjadi Posko pemantauan itu antara lain, Stasiun Malang, Terminal Arjosari, Perumahan Graha Kencana (Hawaii Waterpark), dan Terminal Landungsari.

Mekanismenya, kata dia, setiap orang akan didata tujuan dan berasal dari mana. “Kami data setiap orang baik tujuan dan daerah asal. Tetap dengan prosedur sterilisasi dan pemeriksaan suhu badan” tambah mantan Wakapolrestabes Surabaya tersebut, Selasa (31/3/2020).

Menurut Leo, langkah ini juga digunakan sebagai antisipasi pulangnya warga Kota Malang yang berasal dari daerah yang termasuk zona merah. “Karena ada mudik mendahului. Ini kami gunakan sebagai langkah antisipasi” jelasnya.

Selain itu, setelah menetapkan 10 zona Physical Distancing di perumahan besar Kota Malang, pihaknya akan mencanangkan di beberapa perumahan lagi.

“Kalau sebelumnya perumahan orang menengah keatas, nantinya kami akan terapkan pada perumahan menengah. Tidak ketinggalan ada beberapa ruas jalan juga yang akan ditambah setelah jalan Ijen” jelasnya.

Sementara itu, Walikota Malang Drs H. Sutiaji menjelaskan, sejalan dengan ditetapkannya status Kota Malang menjadi Darurat Covid-19. “Karena kasus yang sudah ada maka kami tetapkan jadi Darurat Covid-19. Langkah lain juga dilakukan dengan tetap menyemprotkan disinfektan ke beberapa tempat dan lain sebagainya” terangnya.

Menurutnya mobilitas warga perlu dipantau agar tidak semakin parah. “Memonitor pergerakan warga dari dan ke Kota Malang, karena penularannya kita tidak pernah tahu dari siapa” tandasnya. (lil).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.