JOMBANG (SurabayaPost.id)–Pembangunan peradaban fisik bangunan yang terlihat) , harus imbang dengan peradaban non fisik, yakni apa yang menjadi tema pembicaraan warga kota (psikologis).
” Ciri kemajuan peradaban secara fisik, ditandai kota yang bersih, tertib, taman yang indah, sampah diangkut sampai bersih sebelum orang bekerja dan anak sekolah. Kalau ini belum maksimal, kita masih merangkak menuju peradaban kota modern,” tegas Yusron Aminulloh, Master MEP dan CEO DeDurian Park, Senin (5/12) dalam acara Gathering CSR Pemkab Jombang dengan Perusahaan, di Hotel Yusron.
Acara digagas Bapeda Jombang ini, dibuka diberi arahan langsung Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab.
Dalam penjelasan lanjutan, Yusron juga membahas soal peradaban kehijauan. Kota Jombang jumlah penduduknya 1,3 juta. Maka wajib ada 350 ribu se Kabupaten Jombang. Karena 1 pohon hanya menyangga 4 orang. Maka hutan kota, taman kota, harus mengacu pada teori itu.
” Tapi saya tidak setuju gerakan menanam 1 juta pohon tapi bibit. Akhirnya mati, tidak ada yang merawat. Yang ditanam wajib pohon, bukan bibit.”
Pada narasi lain, Yusron mendiskripsikan pembangunan peradaban non fisik, adalah isue apa saja yang dibahas warga kota.
” Kalau warga kota membahas taman, kebersihan kota, ada warga miskin tidak bisa berobat, ada anak sekolah mau roboh. Dan kemudian pemkab Jombang hadir, inilah ciri kemajuan kota menuju kepedulian, kesungguhan membangun, bahkan lahirnya sikap demokratisasi,” tegas Yusron.
” Tapi kalau narasi yang berkembang adalah gagalnya seorang artis hadir di Jombang dan menjadi viral, sampai negara (pemkab) harus hadir dan menjawab, itu kemunduran peradaban, karena wilayahnya bukan urusan negara, tapi urusan privat warga masyarakat,” tambah Yusron.
Maka, literasi yang berkembang harus berkamajuan. ” Maka maju tidaknya kota juga diindikasikan kemajuan gerakan literasi. Bersyukur Jombang dilingkari pesantren yang adalah sumber gerakan literasi.” ***
Leave a Reply