GRESIK (SurabayaPost.id)–Kooordinasi dan rapat untuk normalisasi Sungai Kali Lamong sudah tidak terhitung jumlah dan waktunya yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWBS). Jika dihitung waktu mungkin sudah puluhan tahun, tetapi BBWBS tidak pernah menuntaskan masalah banjir yang selalu merusak infrastrukstur dan mengganggu ekonomi serta kenyamanan masyarakat.
“Saya capek mendengarkan dan membaca berita BBWBS akan normalisasi banjir. Karena faktanya setiap tahun banjir. Bangun tol yang kepentinganya hanya untuk orang kaya triliunan cepet sekali. Coba tol KLBM itu, hanya berapa tahun tuntas. Tapi banjir yang menyiksa warga puluhan tahun tidak pernah dituntaskan,” ungkap Ummi Khulsum warga Dusun Ngebret Desa Morowudi Kecamatan Cerme, Kamis (23/2/23).
Memang kata Ummi, pembangunan tol bukan urusan BBWBS, tetapi BBWBS adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat yang nota bene dibawah kementerian PUTR. Ummi menyampaikan, infrastruktur tol tidak dibutuhkan masyarakat kecil tapi dibangun secepat kilat. Lalu ungkap dia, kalau kampanye pro orang kecil.
“Banjir ini sudah sejak nenek moyang saya. Setiap tahun rumah saya ya selalu kebanjiran. Kalau tol bisa dibangun kenapa normalisasi Kali Lamong tidak pernah bisa selesai. Tidak ada orang protes karena tol tidak dibangun. Tetapi setiap tahun masyarakat menangis karena banjir itu terjadi. Apakah pemerintah peduli ? Kalau membangun tol untuk alasan ekonomi. Apakah banjir bukan soal ekonomi ?,” ungkap perempuan yang juga berprofesi sebagai Lawyer ini.
Pembangunan lanjut Ummi hanya soal keberpihakan. Jika pemerintah pusat semangat membangun tol panjang-panjang yang mengabiskan anggaran triliunan itu, karena pemerintah hanya berpihak kepada masyarakat kaya. Giliran banjir yang selalu menjadi problem masyarakat kecil mereka hanya mengagendakan rapat yang tak pernah menuntaskan persoalan banjir.
“Tapi saat tahun politik kami menjadi korban. Maklum masyarakat kecil awam politik. Hanya pejabat yang punya empaty yang bisa menyeklksaikan segala masalah masyarakat kecil.
Dikatakan Ummi, banjir hanya reda 2 tahun sejak kepemimpinan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Tetapi jika BBWBS tidak serius Bupati tidak akan bisa berbuat banyak. Karena kata dia Kali Lamong memang tanggungjawab BBWBS, bukan tanggungjawab pemerintah daerah.
“Gus Yani termasuk berhasil meredakan banjir selama 2 tahun. Tatapi jika intensitas hujan di hulu tinggi dan BBWS hanya melakukan pengerukan sendimentasinya maka tidak akan lama. Jika bupati semangat BBWBS sebagai representasi pemerintat pusat bagaimana. Studi Larap selesai. Pembebasan lahan sudah dituntaskan pemerintah daerah. BBWBS tidak akan disalahkan oleh masyarakat karena mereka tidak paham. Saya berharap masyarakat juga harus memahami soal tatankelola penanganan Kali Lamong,” ungkapnya.
Bupati Gresik Gus Yani dan Kapolres Gresik AKBP Adhytia Panji Anom memyambangi warga Desa Morowudi Kecamatan Cerme yang rumahnya tergenang banjir luapan Sungai Kali Lamong, Kamis (23/2/23). Kedua pejabat Forkopimda itu juga membagikan paket sembako kepada warga yang rumahnya tergenang banjir.
Gus Yani dan Aditya Panji Anom menyusuri Jalan Raya Cerme yang tergenang air setinggi lutut dan pinggang orang dewasa. Jalan Raya Cerme ini ikut wilayah desa Morowudi Kecamatan Cerme. Jalan kabupaten yang menghubungkan Surabaya, Kabupaten Lamongan dan Mojokerto sepanjang satu kilo itu lumpuh sejak seminggu yang lalu karena tergenang air. Akibatnya jalan ditutup karena tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan bermotor.
Diketahui air luapan sungai Kali Lamong ini telah menggenangi 13 desa di dua kecamatan yakni Kecamatan Cerme dan Menganti. Rinciannya, Di Kecamatan Cerme di Desa Morowudi, Dungus, Pandu, dan Iker-Ikergeger. Ketinggian air rata-rata selutut orang dewasa. Desa Morowudi, terdampak paling parah. Ada 175 unit rumah yang terendam. Jalan Raya Morowudi ditutup untuk semua kendaraan bermotor. Arus lalu lintas dialihkan lewat Pasar Cerme ke arah Benjeng. Dan, juga arah sebaliknya.
Sedangkan di Kecamatan Menganti, air bah luapan Kali Lamong menggenangi Desa Boboh, Bringkang, Mojotengah, Pranti, Putat Lor, Beton, Gading Watu , Boteng dan Hendrosari. Simpang tiga Jalan Raya Boboh menuju Benowo, Surabaya ditutup untuk semua kendaraan.
Banjir sempat reda dua tahun, dengan berbagai upaya dilakukan oleh tim OPD Pemkab Gresik. Dan di pertengahan Februari 2023 ini akhirnya banjir kembali menerjang di sedikitnya 5 kecamatan wilayah Gresik selatan. Masyarakat selalu menjadi korban kebijakan pemerintah yang bertele-tele terkait normalisasi yang tanggungjawabnya ada di Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWBS) ini. Pemerintah daerah hanya mendukung BBWBS untuk menyelesaikan banjir tahunan ini.
“Saya ikut merasakan prihatin. Kami sudah mengajak BBWS melakukan penyedotan dengan mesin pompa air kekuatan besar tapi belum bisa surut,” kata Gus Yani di Desa Morowudi saat keliling desa tersebut sembari membagi sembako dan sekaligus melihat dan memantau genangan air yang masuk dinrumah warga.
Pemkab Gresik harus berjuang sendiri. Sebab, Pemkab Gresik tidak melakukan intervensi kebijakan kepada kabupaten lain. “Mudah-mudahan dalam satu atau dua hati ini bisa surut,” harap mantan Ketua DPRD Gresik itu.
Sementara itu Darmawan Kepala BPBD Gresik, memastikan bahwa video viral di grup-grup whatsapp yang menampilkan banjir di depan gerbang tol adalah hoaks.
Pihaknya sudah melakukan penelusuran hingga Jawa Tengah mengonfirmasi bahwa peristiwa yang ditampilkan di video tersebut bukan di Gresik.
“Sudah kami cek, sudah kami telusuri, pintu tol yang sesuai dalam video tersebut tidak kami temukan,” tegas Darmawan.
Diketahui, dalam video tersebut menampilkan peristiwa banjir hingga mampu menghanyutkan mobil-mobil yang mengantri masuk tol disertai caption “tanggul Brantas jebol daerah Driyorejo dan Menganti terimbas banjir”.
Ia mengatakan, untuk saat ini, terkait dengan penanganan tanggul anak Kali Lamong yang jebol sudah diupayakan perbaikan.
“Kami bekerja bersama dengan masyarakat dan juga jajaran terkait, terutama yang ada rembesan-rembesan itu kami lakukan penambalan dengan glangsing atau terpal. Camat dan pemerintah desa setempat juga sangat mobile mengecek untuk menghindari hal yang lebih fatal. Ada rembesan dikit langsung kami tangani,” jelasnya
Darmawan juga memberikan informasi kondisi terkini terkait banjir di sejumlah wilayah Gresik pada Kamis (23/2/23) siang.
Ia menjelaskan, sampai saat ini masih ada beberapa wilayah di Gresik yakni Kecamatan Cerme dan Kecamatan Menganti yang masih digenang air. Sedangkan, ia menambahkan, untuk wilayah Driyorejo saat ini masih digenang air sedikit.
“Untuk wilayah Cerme dan Menganti masih ada beberapa desa (yang banjir), seperti Morowudi saat ini akses jalan kami tutup karena imbas luapan Kali Lamong. Sementara ini, diadakan pengaturan lalu lintas di pertigaan Morowudi dan pertigaan Boboh,” terangnya.
Darmawan menambahkan, di wilayah perumahan dan perkampungan Desa Boboh sempat dilakukan penyedotan air, namun karena debit air Kali Lamong yang masih tinggi hal tersebut tidak maksimal.
“Debit air Kali Lamong sudah mencapai tertinggi selama ini, info dari teman-teman perbatasan Balongpanggang dengan Dawar, Mojokerto sudah ada penurunan meskipun lambat. Semoga tidak terjadi hujan di wilayah hulu,” Darmawan.
Untuk wilayah Driyorejo, Darmawan mengatakan, ketinggian banjir variatif, terutama di desa Driyorejo wilayah paling selatan yang berhimpit dengan Kali Mas genangan banjir mencapai 10-20 cm.
Terkait dengan tempat pengungsian untuk warga terdampak banjir, ia menerangkan, ada beberapa titik penampungan di balai RW, masjid, mushala, dan rumah doa yang bisa digunakan sebagai pengungsian warga sekitar.
“Untuk masalah makanan, kami mendirikan beberapa dapur umum dan akan ditambahkan lagi di wilayah Menganti dibantu oleh Dinas Sosial Pemerintah Provinsi,” tutupnya.
Leave a Reply