Bupati Flotim Diminta Bangun Puskesmas di Solor Barat

Suasana acara Deklarasi STBM di Desa Lewonama Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur. (Foto: Ist).

LARANTUKA (SurabayaPost.id) – Bupati Flores Timur (Flotim) diminta membangun Puskesmas di wilayah Solor Barat bagian utara.

Pembangunan Puskesmas itu untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi warga Desa Lewonama dan sejumlah desa lainnya yang kesulitan mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Ritaebang yang jaraknya jauh dari Desa Lewonama.

Permintaan itu disampaikan Kepala Desa (Kades) Lewonama Andreas Mado Lewar kepada Bupati Flotim Anton Gege Hadjon saat memberikan sambutan pada acara Deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lewonama Kecamatan Solor Barat, Jumat (28/08/2020).

Selain meminta bupati membangun Puskesmas, Kades Andreas juga meminta perhatian dan dukungan pemerintah kabupaten untuk sejumlah hal lainnya termasuk Program Pamsimas dan sejumlah program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk diarahkan ke Desa Lewonama.

Suasana acara Deklarasi STBM di Desa Lewonama Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur. (Foto: Ist).

Kepada warga yang hadir, Kades Andreas mengingatkan, ikrar Deklarasi STBM oleh masyarakat adalah janji orang Lewonama untuk hidup dengan perilaku yang sehat.

“Peristiwa hari ini bukan seremonial tetapi menyangkut pola hidup sehat secara berkelanjutan,” tandas Kades Andreas sambil menambahkan dalam desa siaga, pihaknya juga menambahkan satu
jejaring STBM di bawah kendali langsung bidan desa.

Saat ini, demikian Kades Andreas, di Desa Lewonama terdapat sebuah Polindes dengan tenaga kesehatan yang terdiri dari seorang ASN, dua orang tenaga kesehatan swasta dan 10 orang kader kesehatan yang dibiayai dari dana desa.

Diungkapkan, jumlah bayi/balita di desa itu sebanyak 21 org, ibu hamil 2 orang, ASI ekslusif 2 orang, gizi kurang 2 org, gizi buruk 1 org dan stunting 7 orang.

Ketujuh orang yang mengalami stunting, saat ini sedang diintervensi dengan pemberian makanan tambahan (PMT), pendampingan dan edukasi, terutama kepada pasangan usia subur (PUS).

Sementara itu, Lusia Kaha, salah seorang petugas sanitarian kepada SurabayaPost.id mengatakan, Fasilitas STBM yang dideklarasikan sesungguhnya sudah tuntas di Desember 2019, namun baru dideklarasikan hari ini.

Bagi Lusia yang kesehariannya bekerja pada Puskesmas Ritaebang ini mengaku, sebelum pelaksanaan deklarasi pihaknya bekerja ekstra keras untuk memberikan penyadaran kepada warga agar fasilitas STBM yang ada dimanfaatkan secara maksimal.

“Yang paling sulit bagi kami itu, bagaimana merubah perilaku warga untuk menjalani pola hidup sehat. Karena merubah kebiasaan yang sudah membudaya sangat sulit dilakukan dalam waktu singkat,” jelas Lusia. (cyk/ans)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.