GRESIK (SurabayaPost.id)— Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik pada Tahun Anggaran 2026 akan memperkuat orientasi anggaran pada pelayanan dasar, terutama bagi masyarakat bawah. Baginya, APBD bukan sekadar dokumen belanja pemerintah, tetapi instrumen pemerataan kesejahteraan.
“APBD 2026 harus benar-benar kembali kepada rakyat. Setiap rupiah anggaran diarahkan pada layanan dasar yang nyata, merata, dan tepat sasaran,” tegasnya bupati yang akrab dipanggil Gus Yami dalam rapat paripurna DPRD Gresik (2/12).
Dalam sambutannya, Gus Yani menekankan bahwa wajah kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi dari sejauh mana pemerintah hadir untuk warga yang selama ini tinggal di lapisan paling rentan mereka yang hidup di rumah tidak layak huni, tidak punya akses air bersih, atau tinggal tanpa kepastian hukum atas tanah.
Menurutnya, pelayanan dasar adalah pintu paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan.
“Kawasan kumuh bukan hanya soal rumah rusak atau jalan becek, tapi tentang warga yang hidup tanpa kepastian hukum atas tanah, tanpa sanitasi layak, dan tanpa akses air bersih. Program RTLH adalah harapan mereka untuk hidup lebih aman dan sehat,” ujarnya.
Pemikiran itu tercermin dalam perkembangan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Di Desa Campurejo, Panceng, bantuan RTLH berbasis Dana Alokasi Khusus (DAK) menunjukkan progres signifikan. Peningkatan kualitas rumah 39 dari 43 unit. Pembangunan rumah baru 50 dari 102 unit
Bupati Gresik ini menegaskan bahwa pemerataan RTLH akan diperluas ke seluruh kecamatan, agar warga miskin di wilayah manapun mendapatkan kesempatan hidup di hunian layak.
Selain rumah layak, Yani menempatkan air bersih sebagai kebutuhan dasar yang tidak boleh tertinggal. Pemkab telah menyelesaikan pembangunan reservoir di Kecamatan Duduksampeyan dan Kebomas untuk memastikan distribusi air PDAM lebih merata.
“Ini langkah strategis untuk menjangkau rumah-rumah pelanggan. Pemerintah harus memastikan semua warga mendapat akses air bersih tanpa hambatan,” tandasnya.
Di Desa Raci Tengah, Sidayu, pemerintah juga tengah membangun prasarana air bersih untuk mendukung berdirinya Sekolah Rakyat Terintegrasi.
Dalam bidang pendidikan, Gus Yani menekankan pentingnya pemerataan kualitas SDM. Pembangunan Gresik Universal Science Center (GUS) di kompleks Islamic Center Balongpanggang kini memasuki tahap akhir sebagai pusat edukasi publik berbasis teknologi.
“Pusat sains ini kami rancang agar mudah diakses anak-anak Gresik, terutama dari wilayah pinggiran, sehingga mereka mendapat kesempatan yang sama untuk belajar, berekreasi, dan mengembangkan kreativitas,” jelasnya.
Museum yang menjadi bagian dari GUS juga akan menampilkan kearifan lokal melalui teknologi modern, sehingga tetap relevan bagi generasi muda
Dengan menggabungkan seluruh program prioritas tersebut, tampak jelas bahwa arah kebijakan Bupati Yani bertumpu pada tiga pilar utama pelayanan dasar, Hunian layak untuk warga miskin, Akses air bersih yang merata, Pendidikan dan literasi sains yang inklusif
Semua diarahkan untuk memastikan kelompok masyarakat terbawah benar-benar merasakan manfaat APBD, bukan sekadar tertulis dalam rencana.
