GRESIK (SurabayaPost.id)–Dua siswa kakak beradik Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDMM), Kecamatan Manyar, di Kabupaten Gresik Jawa Timur lolos Seleksi Challenge For Future Mathematicians (CFM) yang akan diselenggarakan pada Maret 2024 mendatang di Kota Bogor, Jawa Barat. Keduanya adalah Naufal Diandra Icello (VI WR Supratman) dan Nara Arcelia Laudya (III Riyadh) putra dari Neiffa Indera Lesamana warga Gresik Kota Baru (GKB).
Diajang internasional itu Cello (penggilan Naufal) dan Celli (panggilan Nara Arcelia) akan adu kecerdasan dengan siswa-siswi dari negara Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia yang rencananya akan di helat di Suites Hotel & Cottages, Jalan Babakan Madang 99 Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Celli sebelumnya telah meraih bronze medal kategori Kids Bee di Jepang dalam kompetisi Asian Mathematics Olympic (AMO), pada Ahad (26/11/23) lalu.
Neiffa mengaku bangga dengan prestasi kedua anaknya meski bukan semata-mata kedua anaknya diwajibkan selalu berprestasi. Alasanya anak memiliki kemampuan berbeda-beda, ia hanya mengikuti arah bakat anaknya sebagai bekal dan tempaan mental untuk menghadapi persaingan global dimasa mendatang.
“Kita tidak bisa memaksa anak harus mengikuti cara orangtua. Kita ikuti bakat dan kemampuanya saja. Karena anak memiliki kemampuan dan karakter yang tidak sama. Kami hanya mempersiapkan mental anak-anak agar yakin dengan kemampuanya. Dengan seringnya anak berinteraksi dengan dunia luar sejak dini insya Allah anak kelak akan mandiri dan kokoh secara mental,” kata Wakil Kepala Bidang Investasi, Perhubungan & Telkomunikasi di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Gresik ini saat dihubungi wartawan melalui ponselnya, Rabu (13/12/23).
Pria sukses ini mengaku tidak muluk-muluk mendidik anaknya dengan apa yang ia miliki berbagai usaha dan capain ekonomi yang ia milik saat ini. Ia beeprinsip harta yang ia miliki saat ini hanyalah titipan yang belum tentu bisa diwariskan secara berkesinambungan kepada anak cucu. Tetapi tempaan mental yang ditanamkan sejak dini untuk menyongsong dunia dengan persaingan global yang semakin ketat akan menjadikan anak mandiri.
“Kita lebih fokus kepada kecerdasan menyalnya. Karena itu yang akan dibawa, bukan warisan harta. Dan yang tidak kalah penting adalah hadirnya negara untuk anak-anak, karena pendidikann bukan hanya tanggungjawab orangtua saja. Tetapi juga negara,” ungkapnya.
Neiffa ternyata juga mengetahui secara detail Challenge For Future Mathematicians (CFM) yang diprakarsai oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) ini. Ia bahkan mampu menjelaskan secara detail ajang yang akan siikuti oleh ledua anaknya itu.
CFM menurutnya adalah wadah untuk menambah pengalaman berkompetisi. Agar anak usia dasar biaa bertemu teman baru sari berbagai negara untuk mengasah kemampuan ilmu Matematika serta membangkitkan semangat anak-anak agar tertarik dengan mata pelajaran Matematika.
“Anak-anak akan di challange tiga kategori lomba, yaitu Individual Contest, Team Contest, dan Puzzle Contest. Ada juga permainan kartu BARENA (Bang Read1 Napier) sebagai tantangan eksplorasi anak,” pungkaanya.
Andhika Dwi SSi General Manager KPM Cabang Surabaya mengatakan, selain Cello dan Celli ada dua siswa SDMM yang juga lolos di ajang CFM. Keduanya adalah Arsa Bara Alvarendra (II Al Fiil) dan Naradi Purbawisesa (IV America).
“Kita bangga dan tentu sangat bersyukur anak-anak didik kami bisa mewakili SDMM dan menjadi salah satu kontingen Indonesia dalam ajang CFM tahun ini,” ungkapnya.