Danny Agung Prasetyo, Anggota Komisi A Dewan Kota Malang Tekankan Pentingnya Pelestarian Budaya

Danny Agung Prasetyo, anggota Komisi A DPRD Kota Malang tekankan pentingnya pelestarian budaya. (istimewa)
Danny Agung Prasetyo, anggota Komisi A DPRD Kota Malang tekankan pentingnya pelestarian budaya. (istimewa)

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Danny Agung Prasetyo, anggota Komisi A DPRD Kota Malang menekankan pentingnya pelestarian budaya daerah. Hal tersebut disampaikan Danny saat menggelar kegiatan serap aspirasi atau reses di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Malang, Selasa (18/2/2025).

Acara yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh masyarakat Prof. Romi Hermawan, serta warga setempat, menjadi ajang penting untuk menyerap aspirasi publik.

Pada kesempatan tersebut, Danny menekankan pentingnya pelestarian budaya daerah melalui program Derma Budaya Uri-Uri Budoyo.

Menurutnya, program tersebut mencakup berbagai aspek budaya lokal seperti bantengan, kuda lumping, dan pelestarian situs punden.

Menurutnya, pelestarian budaya sangat relevan untuk menjaga warisan leluhur yang ada di Kota Malang.

“Di tempat kami didaerah Pandanwangi, banyak situs-situs punden. Saya dididik untuk menghormati leluhur. Dalam reses ini, saya ingin menyoroti pentingnya pelestarian budaya tersebut,” ujar Danny.

Meskipun pelestarian budaya bukan menjadi tugas utama Komisi A, Danny berkomitmen untuk mengoordinasikan aspirasi tersebut dengan anggota Fraksi Gerindra di komisi terkait agar dapat segera direalisasikan.

“Saya Ketua Fraksi Gerindra Kota Malang, dan tidak ada salahnya meminta bantuan kepada anggota fraksi di komisi terkait agar aspirasi ini bisa diwujudkan,” tambahnya.

Sebagai pembina kebudayaan Kecamatan Blimbing, Danny menyatakan optimismenya terhadap program-program kebudayaan yang akan datang.

Dia mengungkapkan, dalam pokok-pokok pikiran (pokir) tahun 2026, akan ada banyak permintaan untuk pengadaan alat musik bantengan dan kuda lumping.

Selain itu, Danny telah melakukan pavingisasi di area pemakaman Pandanwangi sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, meski dia menegaskan bukan karena mempercayai hal-hal syirik.

“Langkah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur,” jelasnya.

Terkait dengan perkembangan musik dalam seni budaya, khususnya penggunaan DJ dalam pertunjukan bantengan, Danny menilai bahwa hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan zaman.

Dirinya juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan, termasuk izin dari kepolisian dalam setiap penyelenggaraan acara budaya.

“Harapan saya, budaya Kota Malang tetap jaya dan tidak kalah oleh budaya luar yang masuk,” harapnya. (**)