MALANG (SurabayaPost.id) – Direksi baru optimis bakal merampungkan ratusan unit rumah di Manali Hill Residence. Kini, sebanyak 150 unit rumah tengah dalam proses penyelesaian. Pasalnya sebanyak 150 unit rumah yang dibangun oleh pengembang PT Notojoyo Nusantara ini, sebelumnya pernah dipersoalkan oleh usernya, karena tak kunjung dibangun.
Akan tetapi, saat ini persoalan tersebut lambat laun terselesaikan. Masalah itu diselesaikan oleh tim manajemen baru yang dipimpin oleh Sutri Raharjo sebagai Direktur Utama Manali Hill Residance.
Ia mengaku, persoalan yang sempat muncul dengan user asal Surabaya dan sejumlah user lain telah diselesaikan secara damai.
“Sudah kita undang, ngobrol dan sepakat damai. Laporan di kepolisian sudah dicabut sejak 10 hari lalu,” ujar Sutri, Senin (02/10/2023) siang.
Rumah yang dibeli oleh user asal Surabaya bernama Ari Hidayat tersebut senilai Rp300 juta. Ia membeli dengan sistem in house dan mencicilnya selama 12 bulan dengan uang muka Rp70 juta.
Namun, rumah type 50 dengan luas tanah 60 meter persegi yang lunas pada 2019 silam ternyata tak kunjung dibangun. Progresnya, masih tetap diangka 20 persen.
“Itu sudah selesai. Dia kan beli dua rumah, satu kita refund (kembalikan uangnya) dan satu tetap dibangun,” jelasnya.
“Jadi di bawah kepengurusan jajaran direksi yang baru ini, bisa menjalankan amanah user yang sempat tersendat,” lanjut Direktur ramah tersebut.
Sutri pun menjelaskan permasalahan yang sebelumnya dialami oleh perusahaan yang ia pimpin saat ini, hingga memiliki hutang bangun sebanyak 150 unit rumah. Namun dirinya memastikan bahwa permasalahan tersebut saat ini sudah diselesaikan meskipun secara bertahap.
“Pertama pembangunan yang dulu tersendat, sekarang sudah dua bulan berjalan 45 unit. Dan sudah ada MoU dengan kontraktor untuk menggarap 11 unit, jadi 56 unit. Jadi memang bertahap,” jelas Sutri.
Sementara itu sisa hutang bangun yang lain sebanyak 94 unit masih dalam proses. Dimana setiap user memilih cara penyelesaiannya masing-masing. Ada yang mau melanjutkan pembangunan, refund atau pengembalian dan ada juga yang hanya minta dirupakan tanah kavling sesuai nilai yang telah dibayarkan.
“Ada yang sempat dibawa ke ranah hukum itu akhirnya kita refund. Ada dua user. Yang satu dengan pembayaran sebanyak tiga kali, dan yang satunya pembayaran 12 kali,” terang Sutri.
Dalam hal ini, Sutri menegaskan bahwa pihaknya tengah fokus untuk merampungkan sisa hutang bangun yang masih dalam proses itu. Sebab sebagian user masih ada yang akan diundang untuk mengkomunikasikan mekanisme penyelesaian yang diinginkan.
“Misalnya ingin tetap dibangun, ya akan kita panggil subkontraktor yang dulu menggarap, untuk dilanjutkan. Ya memang bertahap,” imbuh Sutri.
Selain menarget hutang bangun sebanyak 150 unit rampung, pada tahun 2023 ini pihaknya menargetkan bisa merampungkan 60 persen dari sekitar 350 unit yang bakal disediakan. Dimana saat ini setidaknya sudah ada 4 hektare lahan yang telah dibangun. (Lil)
Leave a Reply