MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Selama 12 hari evaluasi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang berjalan efektif. Meski masih banyak kendaraan tanpa tanda pengenal khusus mencoba untuk masuk dan membuang sampah.
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mengatakan bahwa hal ini adalah sebagai upaya pengentasan persoalan sampah di Kota Malang. Mulai dari penanganan sampai pengangkutannya.
“Mudah-mudahan upaya ini bisa menjadi efektif dan maksimal, baik bagi segi retribusi maupun penanganan dan pengelolaannya yang sebelumnya belum maksimal,” kata Rahman, Selasa (13/2/2024).
Berdasarkan rekapan 12 hari ini, baru ada 60 kendaraan yang masuk ke TPA. Dan rata-rata sampah yang masuk per hari mencapai 500 ton.
“Tapi itu belum ditambah lainnya. Padahal kita ketahui bersama ada pengangkutan dari pihak-pihak swasta yang menggunakan jasa transporter kemudian dari kawasan terdampak TPA ini sendiri,” beber Rahman.
Sehingga, saat ini sesegera mungkin DLH Kota Malang akan melakukan berbagai upaya untuk mengentaskan persoalan persampahan di Kota Malang. Nanti Rahman akan melakukan identifikasi dari hilir ke hulu.
“Kita lakukan identifikasi dari mana saja sebenarnya, TPS yang menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Malang ini. Kita akan melakukan pendekatan, sosialisasi, dan edukasi, supaya semuanya bisa memilah dan tidak semua sampah dibuang ke TPS. Sehingga gak menjadikan beban di TPA kita,” tutur Rahman.
Setidaknya, upaya DLH Kota Malang dengan membuat stiker khusus penanda kendaraan yang masuk ke TPA Supit Urang saat ini telah menunjukkan hasilnya. Namun hal itu akan terus dilakukan evaluasi untuk meningkatkan umur TPA. (*)