MALANG (SurabayaPost.id) – DPC Peradi Malang menggandeng Universitas Wisnu Wardhana (Unidha) Malang menggelar Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) tahun 2019. Acara yang digelar di aula Hotel Pelangi, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/7/2019) itu dalam upaya mencetak generasi advokat yang berpegang pada ideologi profesinya.
Hadir dalam acara tersebut, Sekjen DPN PERADI Sugeng Teguh santoso SH, Waketum DPN PERADI Imam Hidayat , SH, MH. Rektor Universitas Wisnuwardhana Malang Prof Sukowiyono , SH, MH beserta Dekan FH Wisnuwardhana Malang, Dr Bambang Winarno SH, MS dan Ketua DPC PERADI RBA Malang , Yayan Riyanto, SH.MH.
Ketua DPC Peradi RBA Malang, Yayan Riyanto mengatakan, kegiatan PKPA merupakan suatu kewajiban dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai Advokat . Itu sebagaimana yang diamanatkan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
“Dalam PKPA kali ini diikuti sebanyak 65 peserta. Mereka nantinya akan dididik selama satu bulan penuh,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Yayan, diharapkan semua peserta PKPA ini dapat menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dalam dunia advokat supaya tidak ada lagi kejadian advokat yang memukul Hakim dengan ikat pinggang yang terjadi di Jakarta pada beberapa waktu lalu.
“Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme advokat, kejadian di Jakarta tentu tidak akan terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Unidha, Suko Wiyono menyampaikan, profesi advokat ini lebih membanggakan dari pada profesi seorang dokter.
“Profesi advokat ini lebih mulia dari seorang dokter. Maka, jadilah advokat yang bermartabat,” tegasnya.
Disisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPN Peradi, Sugeng Teguh Santoso menyampaikan adanya fenomena yang terjadi di Jakarta. Menurut dia hal itu tidak akan terjadi jika advokat dibekali ilmu dan pengetahuan mengendalikan emosinya.
“Fenomena advokat memukul hakim itu bisa dijelaskan secara sosiologis. Advokat itu dilindungi oleh Undang-undang advokat dimana harus bebas dan mandiri, artinya seorang advokat harus bekerja tanpa rasa takut, tanpa tekanan, dan tanpa intervensi dari semua pihak,” jelasnya.
Untuk itu, Sugeng berpesan, pada para peserta PKPA ini supaya giat dan disiplin dalam mengikuti kegiatan ini.
“Ikuti semua kegiatan ini, jangan sampai setengah-setengah. Agar kedepannya bisa mengelola kekecewaannya, bisa meredam amarahnya,” pungkasnya. (lil)
Leave a Reply