
GRESIK (SurabayaPost.id)–Gresik malam itu berkilau. Rabu (18/9), halaman Kantor Bupati Gresik berubah menjadi panggung dunia. Ratusan lampu menghiasi area, musik tradisional menggema, dan ratusan penari dari Ikatan Guru Taman-Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) menari “Siwalan”, tarian khas Gresik yang sarat makna budaya. Para tamu undangan, termasuk 22 delegasi dari Asia, Timur Tengah, dan Afrika, tampak terpukau menyaksikan suguhan budaya ini.
Inilah malam bersejarah ketika Pemerintah Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar The 9th International Conference on Political Science (ICPS) Kolaboraya. Sebuah konferensi internasional bergengsi yang membawa tema besar: “Geopolitik: Indonesia Aman, Investasi Gresik Mendunia.”
Tema itu tidak hanya menjadi slogan. Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, berdiri di podium, menatap para delegasi yang datang dari Qatar, Arab Saudi, Oman, Palestina, Yordania, Kirgizstan, Tanzania, Kazakhstan, dan negara lain. Dengan suara tegas ia berkata, “Kami ingin mengenalkan Gresik sebagai daerah yang aman, terbuka, dan potensial bagi investasi. Konferensi ini adalah pintu untuk memperluas kerja sama dengan berbagai pihak dari mancanegara.”
Pernyataan itu menjadi semacam deklarasi terbuka: Gresik siap menjadi pintu gerbang investasi internasional. Kehadiran Wakil Bupati dr. Asluchul Alif menambah bobot acara. Keduanya tampak berkeliling menyapa para delegasi, memastikan tamu dari berbagai penjuru dunia merasakan keramahan khas kota santri ini.
Dari sisi akademisi, Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR Achmad Chusnu Romdhoni menegaskan pentingnya membangun ketangguhan menghadapi arus global. “Isu resiliensi menjadi salah satu fokus penting dalam membangun kesiapan daerah dan bangsa menghadapi tantangan geopolitik,” katanya. Menurutnya, konferensi ini bukan hanya ajang akademik, tetapi juga forum yang memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
Diskusi-diskusi panel yang digelar di sela acara membahas peluang investasi di sektor industri hijau, energi terbarukan, dan penguatan ekonomi maritim. Potensi Gresik sebagai kawasan industri strategis dengan pelabuhan internasional disebut-sebut menjadi daya tarik utama.
Malam itu Gresik benar-benar menjadi simpul pertemuan lintas bangsa. Para delegasi tak hanya disuguhi pidato, tetapi juga merasakan langsung suasana daerah yang ingin tampil di panggung global. Para penari yang meliuk anggun seolah mewakili suara masyarakat yang membuka diri pada kerja sama dan perubahan.
Bagi Gresik, konferensi ini adalah momentum strategis. Sebuah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa mereka siap menjadi bagian dari percaturan global. Bagi para delegasi, malam itu menjadi kesan pertama yang kuat tentang sebuah kota di pesisir utara Jawa yang sedang menata diri menjadi kawasan ramah investasi.
Dan ketika malam kian larut, suasana tetap hangat. Delegasi, pejabat, dan akademisi berbaur, bertukar kartu nama, dan berbicara tentang masa depan. Dari Gresik, pesan itu disampaikan dengan jelas: dunia dipanggil, pintu telah dibuka, dan investasi dipersilakan masuk.