Hadiri Diskusi Dies Natalis 41 Polinema, Walikota Sutiaji: Kota Malang Punya Batik Khas Ikonik

Walikota Malang, H Sutiaji bersama narasumber lainnya, mendapatkan cinderamata dari Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo
Walikota Malang, H Sutiaji bersama narasumber lainnya, mendapatkan cinderamata dari Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo

MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Hadiri Diskusi Dies Natalis 41 Polinema, Walikota Malang, H Sutiaji menyampaikan bahwa Kota Malang segera mempunyai batik khas lokal yang ikonik. Namanya, batik Saman. Terinspirasi dari motif jenis hewan dan tumbuhan. Nantinya, bisa jadi identitas kedaerahan yang menjadi ciri khas kota setempat.

Hal itu disampaikan Walikota Sutiaji, saat Talk Show (Potensi Batik) di, EXPO Penguatan Produk Inovasi
Polinema, mendukung akselerasi kemitraan daerah, dunia Industri dan UMKM, di Graha Polinema, Kota Malang, Senin (22/05/2023).

Hadiri Diskusi Dies Natalis 41 Polinema, Walikota Malang, H Sutiaji menyampaikan bahwa Kota Malang segera mempunyai batik khas lokal yang ikonik
Hadiri Diskusi Dies Natalis 41 Polinema, Walikota Malang, H Sutiaji menyampaikan bahwa Kota Malang segera mempunyai batik khas lokal yang ikonik

“Itu sumber akar budaya di Malang yang menjadi ikonik. Saat ini masih proses dan perlu bareng barang. Ini Polinema mempunyai domain dan komitmen tinggi. Meskipun bidang teknologi, tidak menutup kemungkinan, irisan mana yang bisa diambil perannya,” tutur Walikota Sutiaji.

Untuk itu, pihaknya berkeinginan adanya indentitas kota. Tertanam di jiwa dan bangga terhadap Indonesia. Selain itu, juga akan terjadi hilirisasi dan potensi perekonomiannya. Karena, terjadi suplai dan demand dari produk khas lokal setempat.

“Masa pakai batik saja, harus ngambil dari luar. Kan bisa diciptakan warga sendiri sekaligus menjadi penguatan ekonomi di tingkat bawah, biasa berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Apakah nantinya hal itu bisa seragam diwajibkan, Sutiaji menyebut jika hal itu menjadi salah satu tujuan akhirnya. Bisa diawali dari internal personil pemerintah daerah sendiri.

Batik Saman, batik khas lokal yang ikonik
Batik Saman, batik khas lokal yang ikonik

Sementara itu, Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, ST, MT menyebut, pihaknya tentu bisa mengkolaborasikan kebutuhan untuk mendukung produk karya batik lokal.

“Bisa dimulai dari hulunya. Kalau misalnya batik Saman menjadi khasnya Kota Malang, maka potensi bisnisnya akan tumbuh dan berkembang. Mungkin bIsa pada pendampingan. Bahkan termasuk bisa dari peralatannya dan lainya,” terangnya.

Bisa juga, lanjut Dirut, bisa pada pencampuran bahan yang anti mikroba, bisa dari jurusan kimia. Kalaupun nantinya berkembang terus dan tidak hanya batik tulis semata, bisa bagian desain informatika untuk berperan.

“Bahkan, bisa sampai ke pemasaran, kemasan sampai ke manajemen keuangan. Ya tentunya banyak hal, di beberapa titik, yang bisa dikerjasamakan,” pungkasnya. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.