MALANG (SurabayaPost.id) – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan harga bahan pangan yang semakin memberatkan. Harga komoditas pokok seperti beras, cabai, bawang merah, dan daging sapi meningkat signifikan, mempengaruhi banyak lapisan masyarakat.
Dosen Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang, Ary Bakhtiar, M.Si, IPM., Asean Eng, mengungkapkan bahwa produksi pangan turun signifikan pada akhir tahun ini. “Harga cabai saja yang awalnya Rp20.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp73.000. Ibu-ibu akhirnya hanya membeli seperempat kilogram,” jelas Ary Bakhtiar, Kamis (4/12/2025).
Ary menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain cuaca ekstrem yang mengganggu produksi dan distribusi pangan, perubahan iklim yang memperburuk kondisi produksi, serta meningkatnya permintaan menjelang perayaan akhir tahun.
“Pemerintah perlu hadir lebih kuat dalam menjaga stabilitas pangan, terutama di tingkat produksi dan distribusi,” tegas Ary. Ia menyarankan pemerintah untuk menguatkan stabilitas pangan, meningkatkan infrastruktur distribusi, serta menyiapkan operasi pasar dan cadangan pangan untuk menekan lonjakan harga.
Ary berharap upaya stabilisasi pangan dapat dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan oleh berbagai pihak, sehingga ketahanan pangan dapat tercipta. “Saya berharap pemerintah dapat memperkuat sistem pangan kita, bukan hanya saat krisis atau menjelang hari besar, tetapi sepanjang tahun,” ujarnya.
Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan lonjakan harga pangan dapat diatasi dan masyarakat dapat menikmati hari raya dengan lebih sejahtera. (lil).
