
Ajib juga menyebutkan bahwa menjadi sebuah kebanggaan bahwa inovasi ini telah dikenal bahkan direplikasi oleh banyak sekolah lain sehingga dampak positifnya makin meluas. “Jadi kemanfaatannya lebih besar dan berdampak lebih luas jika sudah bisa diaplikasikan di sekolah lain. Ini menjadi luar biasa bagi dunia pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Malang Sri Winarni menyambut baik kunjungan Kementerian PANRB. Hal ini menurutnya tentu akan menjadi motivasi tersendiri bagi Pemerintah Kota Malang untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan publik di segala aspek dengan terus berinovasi.
“Ini terus menerus kita bina, agar semua unit kerja dapat melahirkan inovasi-inovasi dalam memberikan pelayanan. Mohon juga kami juga terus mendapat pembinaan dari Kementerian PANRB agar selalu berkembang, karena dengan inovasi seperti ini tentu akan banyak yang mendapat banyak manfaat, termasuk dalam keikutsertaan dalam ajang internasional. Tentu kami membutuhkan banyak dukungan dari semua pihak,” ucapnya.
Untuk diketahui, Jarik Ma’Siti yang diinisiasi oleh SMP Negeri 10 Kota Malang ini lahir dari makin banyaknya jumlah siswa berkebutuhan khusus (istimewa) yang masuk ke sekolah, sementara guru pendamping khusus (GPK) terbatas. Berpedoman pada undang-undang serta visi dan misi Kota malang untuk memberikan jaminan akses dan kualitas pendidikan bagi semua warga, maka sekolah negeri di Kota Malang wajib menerima siswa berkebutuhan khusus dan memberikan layanan tanpa diskriminasi.
Program Jarik Ma’Siti yang masuk dalam TOP 45 KIPP 2023 tentu mengandung unsur kebaruan sebagai keunggulan inovasi ini. Jarik Ma’Siti menjadi sebuah metode pendidikan inklusif di sekolah reguler. Inovasi ini pun dilakukan secara menyeluruh mulai proses skrining, pembelajaran, hingga evaluasi. Program ini diimplementasikan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan kompetensi siswa dengan metode ‘GADIS MENING PINTER’ (Gali Data, Identifikasi, Assesmen, planning matriks, PPI (Program Pembelajaran Individual) dan Terapi).