GRESIK (SurabayaPost.id)—Seorang netizen @amantour umrohaman menuangkan kekesalan dan kekecewaannya terhadap Kepala Desa Yosowilangun Gresik karena melarang seorang dokter yang meninggal untuk di sholatkan di sebuah Musholla dengan dalih PDP Covid-19. Ia memprotes keras karena pelarangan Kades Yosowilangun itu tanpa dasar dan bukti bahwa jenazah bernama Hilmi Wahyudi itu positif Covid-19.
“SUMPAH DEMI ALLAH DEMI ROSULULLAH “bukan Karena Covid mereka Jadi Janda & Anak Anak Yatim. (warga PERUM GKB YOSO WILANGON kecamatan Manyar Gresik). Sebagai seorang petualang / Pengembara kemanusiaan tak mungkin kejadian ini saya biarkan begitu saja atas peristiwa meninggalnya seorang dokter hilmi Wahyudi yg ditolak jenazahnya untuk dibawa pulang dan tidak bisa disholati di Musholla Besar Depan Rumah Almarhum hanya Karena keputusan Seorang Kepala Desa Yosowilangon Kecamatan Manyar Gresik dengan Alasan PDP covid.19 tanpa bisa menjelaskan dasar bukti surat kalau beliau kena PDP covid.19,” ),” ungkapnya melalui akun facebooknya, Rabu (10/6)
Ia sangat yakin bahwa almarhum meninggal bukan karena Covid-19. Tetapi meninggalnya seorang dokter ini karena penyakit diabetes dan Ginjal karena kelelahan. “Dan saya berkeyakinan 100% atas isyaroh yg saya dapat bahwa dr.Hilmi Wahyudi meninggal karena penyakit diabetes dan Gagal Ginjal disebabkan kelelahan sbgai dokter umum RS.MABBAROT MWC NU & RS.FATMA MEDIKA Gresik yg bertugas di Garda depan menangani pandemi Covid.19 dikota Gresik,” tandasnya.
Menurutnya, keputusan kepala desa Yosowilangun mengalahkan keputusan RS Ibnu Shina yang membolehkan pulang jenazah agar bisa di sholati. “Dan Catat ini.. Sampai Detik ini pun Saya yakin bahwa keputusan kepala desa Yosowilangon sangat tidak beralasan karena telah melancangi keputusan Pihak RS .IBNU SINA GRESIK yg memperbolehkan jenazah dibawa pulang dan disholati oleh keluarga Almarhum,” ungkap dia.
Iapun berani beraksi dan bersumpah bahwa almarhum meninggal bukan karenaCobid-19. “Demi ALLAH – Demi ROSULLULLAH. Saya katakan Secara Mata Batin dan Firasat saya dr.Hilmi Wahyudi Bukan Karena Covid.19,” tandasnya.
Dia juga kecewa dengan senternya berita Hilmi wahyudi meninggal karena Covid. Sehingga begitu cepat dan tidak sedikit yg percaya karena keadaan Hilmi wahyudi dimakamkan secara protokol covid.19 dipemakaman Umum GKB yosowilangon Manyar Gresik
“Padahal Faktanya yg terjadi karena penolakan Jenazah oleh keputusan Kepala Desa Yosowilangon , sehingga istri Almarhum minta tolong ke temannya di dr.Ibnu Sina agar suaminya di MANDIKAN dan disholati diRumah sakit dan dimakamkan,” tegasnya. “Karena meninggalnya beliau ditengah pandemi maka yg terjadi pemakaman seperti protokol covid.19.
Di hari ke 7 tepat meninggalnya Dokter Hilmi warga sekitar tetap dilarang untuk takziah dirumah beliau karena keputusan kepala Desa yg ngotot harus menunggu Hasil Swab yg khabarnya bisa sampai 2 minggu”
Ditengah tengah kondisi seperti ini saya sarankan agar adik Icha (8th) dan Adek felix (10 th) dan Angel ( 12 Th) untuk dibawa kepelumpang Tuban demi meringankan beban istri Almarhum yg betul betul dalam kondisi stress berat dimana sudah ditinggal oleh suaminya ditambah lagi keputusan kepala Desa Yoso wilangon seperti seorang rezim yg melarang warganya takziah
Pada hari ke 7 Alhamdulillah keluarga Almarhum mulai dibantu oleh warga jl.Madiun I / 10 dgn membelanjakan kebutuhan pokok harian yg telah dikoordinir oleh pak Jurman selaku RT.05.RW.06 yg sebelumnya sudah yakin dan mengerti kalau pak hilmi bukan covid tapi karena riwayat penyakit lamanya.
Tepatnya kemarin senin 8 Juni 2020 jam 14.00 WIB saya mengunjungi icha , Felix dan Angel putra putri dr Hilmi wahyudi (Almarhum) di desa Plumpang Tuban untuk mendengarkan curahan hati dan berkenalan dgn suasana ceria, dari hati kehati sebagai metode tepat dan cepat untuk hilangkan kecemasan dan ketakutan pasca meninggalnya Ayah mereka yg saya dapatkan dalam metode hypnoterapy.
Om..Kenapa ayah ngk bisa dibawa pulang dan disholati di musholla depan rumah ya om? ,tanya Felik dgn begitu polosnya.
Karena Ayah felix sudah pulang ke Syurga jadi tidak perlu pulang dan sholat lagi di Musholla ,” Jawabku singkat.
Leave a Reply