BATU (Surabayapost.id) – Kiprah Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto SIK MSi sering menjadi buah bibir. Maklum, perwira polisi yang satu ini punya banyak prestasi gemilang dalam mengungkap Kasus-kasus kejahatan di wilayah kerjanya.
Meski begitu, Kapolres Yang akrab disapa Buher ini selalu tampil law profil. Bahkan dengan rendah hati dia mengaku kalau dirinya bukan orang hebat.
“Saya ini bukan orang hebat. Tapi saya dikelilingi oleh orang-orang hebat. Makanya ikut jadi hebat,” kata Buher, Minggu (18/8/2019).
Perwira yang satu ini tak hanya punya kemampuan luar biasa. Namun juga akrab dengan semua kalangan di Kota Batu dan tiga kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Malang. Ketiga kecamatan itu adalah Pujon, Ngantang, dan Kasembon.
Kemampuan alumni Akpol tahun 2000 ini sudah populer di kalangan rekan – rekan sejawatnya. Menurut mereka, Buher punya insting dan kepekaan serta kejelian dalam menguak segala perkara hukum.
Hal tersebut dilakukan Putra pasangan M Nasir dan Hj Safniati sejak mengenyam pendidikan di perguruan tinggi ilmu kepolisian pada tahun 2007 silam. Kemampuan itu tampaknya dimiliki dia karena motto hidupnya.
Itu mengingat, motto hidup yang selalu menjadi pegangan Buher selama meniti karir di dunia kepolisian tidak biasa. Dia memiliki motto hidup “Lebih baik hidup sehari sebagai macan daripada hidup seratus tahun sebagai domba”.
Makanya, tak heran, kalau Buher acapkali menangani sebuah perkara hukum bisa dipastikan bakal tuntas. Apalagi, Buher yang menjabat sebagai pucuk pimpinan di Polres Batu sejak 24 Mei 2017 silam selalu dekat dengan siapa saja.
Bahkan, mantan Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya itu selalu berupaya meningkatkan sinergitas dengan semua pihak. Terutama bersama tiga pilar di Kota Wisata Batu. Yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dan Kejaksaan Negeri Batu, serta TNI.
Semua itu dilakukan, menurut dia untuk mendapatkan informasi dan menghindari hal negatif di tengah-tengah masyarakat. “Sehingga bisa membuat masyarakat bebas dari gangguan,” terang dia.
Agar warga bisa merasakan ketentraman, kata dia, juga perlu menciptakan kerukunan lintas agama. “Selain itu mendisiplinkan para penegak hukum jadi prioritas,” kata dia.
Kota Apel ini, menurut dia, selain jadi jujukan wisatawan,juga menjadi miniatur kota metropolitan. Jadi menurut dia, strategi membuat kota aman dengan mendisiplinkan para penegak hukum yang jadi nomor wahid, bahkan diketahui tak henti – hentinya dalam berinovasi.
“Salah satunya dengan membuat aplikasi Apel Batu. Aplikasi polisi jelajah Batu, aplikasi ini hanya butuh smartphone yang mudah dibawa warga dan wisatawan luas,” tandasnya.
Tentu dengan alat simpel itu, menurut dia, akan membuat masyarakat bisa berinteraksi dengan Polres Batu dengan mudah.
“Karena, aplikasi Apel Batu itu dapat menjangkau beragam informasi. Mulai mengenai persoalan jalan, hotel, rumah sakit, ATM, dan SPBU. Serta penunjuk info kuliner, hingga pusat perbelanjaan (shopping) ,” paparnya.
Selain itu, papar dia, terkait dengan Info pariwisata dan sarana pendukung bisa diketahui dalam genggaman.Bahkan, menurut dia, terkait layanan masyarakat umum yang dapat terhubung ke command center Polres Batu.
” Seperti jalan rusak, pohon tumbang hingga aksi kriminal.Maka dimomen 17 Agustus 2019 ini, kami selalu memotivasi dan membakar semangat generasi Indonesia, guna mencegah tindak kriminal,” sarannya.
Dengan demikian, Buher menyarankan, agar mengubah pola pikir dengan mau membangun bangsa, menurutnya dalam memperkaya ilmu, serta bersama meningkatkan sumber daya manusia unggul dan cinta NKRI.
“Kita bekerja dengan hati nurani, guna menjadi sosok Polri yang Promoter,” seru pria kelahiran 1976 dari Bumi Pekanbaru, Riau ini. (Gus)
Leave a Reply