BATU (SurabayaPost.id) – Untuk menggembalikan eksistensi pedagang barang antik yang tergabung dalam komunitas Lawasan, di Kota Batu, Among Tani Foundation ( ATF) menggelar pameran barang antik. Pameran tersebut dihelat di halaman Kantor ATF, Jalan Hasanudin, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Sabtu (26/12/2020).
Ada sekitar 1000 jenis barang antik yang dipamerkan. Beragam barang antik tersebut dipamerkan mulai 26-31 Desember 2020. Hal itu, disampaikan Ketua Panitia pelaksana Septi Widi, pada saat prosesi pameran digelar.
Menurut Septi, beragam barang kuno dan antik yang dipamerkan itu.Disebutkan nya mulai dari meja, kursi, lemari, alat komunikasi, peralatan dapur, hiasan, dan beberapa benda – benda antik lainnya yang diyakini masih menyimpan aura mistis.
“Usianya mulai dari puluhan hingga ratusan tahun. Pameran bertajuk Batu Vintage itu, saya yakini mampu membuat pengunjung seolah kembali ke masa lalu,” katanya.
Itu, kata dia, event tersebut ditujukan untuk mengembalikan eksistensi pedagang barang antik di Kota Wisata Batu. Menurut nya ada sejumlah 9 komunitas penjual yang tergabung dalam acara tersebut.
“Dengan beragam item, sejumlah ribuan macam itu.Ada yang dari jaman kerajaan Dinasti Tang (Tiongkok), lalu ada yang peninggalan jaman kolonial belanda,”paparnya.
Lantas, papar dia, ada pula yang dari salahsatu pedagang yang membawa sekitar sejumlah 50 item barang antik.
Yang menurutnya harganya mulai dari puluhan juta rupiah, sampai ada yang ratusan juta rupiah.
Menariknya lagi, dari salah satu benda antik tersebut ada yang diyakini media yang terbuat dari kayu jati dan bersayap. Itu untuk sarana menyantet atau ilmu sihir.
Dan itu, usianya diakuhi pemiliknya Wahyu Hartono sudah ratusan tahun.
” Itu namanya Jodok, sudah satu bulan ada disaya, dan itu saya dapat dari Banyuwangi,” ngaku Wahyudi.
Kendati mengoleksi alat itu, Wahyudi mengaku bukan berarti dirinya punya ilmu santet.Tapi , menurut dia, karena dirinya hanya sebatas suka.Alasannya karena aura mistiknya luar biasa.
“Saya berharap pameran seperti ini tidak hanya sekali saja digelar.Kita melestarikan budaya lawas,dan yang tergabung dikomunitas lawasan jumlahnya 25 orang.
Dan itu semua pelaku barang – barang antik ini.Mudah – mudahan berawal dari ini, setidaknya kita semua bisa bangkit kembali,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply