MALANG (SurabayaPost.id) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merevitalisasi tujuh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV). Revitalisasi tersebut diungkapkan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto ST MSc PhD, saat di Malang, Sabtu (10/10/2020).
“Revitalisasi itu diharapkan agar mampu mewujudkan minimal tiga target. Itu tujuan utamanya,” jelas Wikan Sakarinto ketika memberikan pengarahan di BBPPMPV BOE Malang.
Kala memberikan pengarahan dia bersama Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri, Dr Ahmad Saufi, SSi, MSc beserta jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (10/10/2020).
Mereka memberikan arahan kepada jajaran Widyaiswara BBPPMPV BOE Malang dan kalangan Industri yang digelar di Aula BBPPMPV BOE Malang. Acara tersebut digelar secara virtual, baik itu online maupun offline.
Sebanyak 20 peserta online merupakan kalangan dari industri. Sedangkan peserta offline merupakan Widyaiswara BBPPMPV BOE Malang.
Menurut Wikan Sakarinto, di antara tujuan revitalisasi adalah menciptakan SDM yang kompeten. Lalu, BBPPMPV diharap bisa menjadi mediator dengan dunia industri. Terakhir bisa mentraining guru dan kepala SMK yang bisa mengembangkan lulusan berkompeten, memiliki komunikasi bagus serta soft skill dan hard skill yang handal serta berimtegritas.
Makanya, tegas dia, tujuh BBPPMPV tersebut direvitalisasi. Ketujuh lembaga pendidikan itu disebutkan seperti BBPPMPV BOE Malang untuk bidang Otomotif dan Elektronika.
Lalu BBPPMPV BBL Medan, BBPPMPV BMTI Bandung, BBPPMPV Bisnis Pariwisata Jakarta. Selain itu BBPPMPV Pertanian Cianjur, BBPPMPV Seni Budaya Jogjakarta,
BPPMPV Teknologi informasi dan Kemaritiman Makassar.
“Semua BBPPMPV itu diharapkan membuat pelatihan yang tidak hanya menghasilkan sertifikasi asing. Namun mampu mendorong SMK yang menghasilkan SDM yang handal, memiliki soft skill, hard skill dan berintegritas,” jelas dia.
Itu mengingat, lanjut Wikan, SMK di Indonesia yang benar-benar berkualitas baru 30 persen. Sebanyak 40 persen berada pada posisi sedang. Sementara 30 persen lainnya masih belum standar.
Untuk itu, terang dia, tujuh BBPPMPV di Indonesia direvitalisasi. Mereka dijadikan pusat training bagi kepala sekolah dan guru SMK.
“Harapannya agar SMK itu nanti bisa menghasilkan lulusan yang 80-90 persen bisa bekerja sesuai pendidikannya. Lulusan itu bisa menarik perhatian siswa lulusan SMP,” jelas dia.
Menurut dia, SMK diharapkan bisa menjadi pilihan favorit siswa lulusan SMP. “Mereka memilih sekolah SMK bukan karena ikut-ikutan atau dipaksa orang tua. Namun karena keinginan, fashion dan gairah atau semangatnya sendiri,” kata dia.
Kondisi semacam itu, terang dia, akan terwujud jika SMK bisa mencetak lulusan yang benar-benar dibutuhkan dunia industri. Karena itu, tutur dia kunci utama ada pada BBPPMPV yang direvitalisasi itu. (lil)