MALANG (SurabayaPost.id) – Pribadi Dr Sri Untari di mata Ketua Litbang Dekopinwil, Dr Herman Suryokumoro sangat istimewa. Sebab, Sekretaris DPD PDIP Jatim tersebut dinilai merupakan sosok yang tekun dan mau belajar.
Bahkan karena ketekunannya itu, kata dia, yang dulunya tidak memiliki basis ilmu koperasi akhirnya menjadi sangat paham dan menguasai tentang Koperasi. “Itulah kelebihan Dr Sri Untari,” puji dia.
Lantas Herman memberikan bukti latar belakang pendidikan Sri Untari. “Beliau itu S1 pendidikan sejarah, yang tidak ada hubunganya dengan koperasi. Tetapi karena ketekunanya, dan selalu mau belajar, akhirnya menjadi sangat paham dan menguasai, tentang koperasi,” tutur Herman Suryokumoro, Kamis (23/1/2020).
Bahkan dari jerih payahnya telah mengantarkan dia untuk memperoleh gelar doktor bidang manajemen perkoperasian, khususnya manajemen koperasi simpan pinjam dengan pola tanggung renteng.
Dr Sri Untari berkomitmen tentang penegak jatidiri Koperasi di lembaga perjuangan gerakan koperasi Dekopin. Sebelumnya bagi kalangan penggerak Koperasi, bahwa wadah ini telah dikorbankan untuk kepentingan sesaat dengan mengorbankan jatidiri Koperasi.
“Bu Sri Untari sudah menghitung benar langkah yang akan dilakukan. Selain itu ia juga sangat bertanggung jawab, apapun yang akan terjadi. Semuanya itu demi idealismenya tentang Koperasi yang oleh beliau selalu dikatakan merupakan amanat konstitusi dan nilai-nilai luhur Pancasila. Diera seperti ini, jarang ada orang memiliki idealisme seperti Bu Sri Untari,”tutur pria yang juga Direktur Badan Usaha Akademik (BUA) Universitas Brawijaya (UB) Malang ini.
Pihaknya meyakini, semua yang dirancang dan dilakukan oleh Dr. Sri Untari, akan menjadi kenyataan.”Saya yakin semuanya akan beliau gapai sebagai mana ketika beliau berkarier di Koperasi maupun di dunia politik,”timpalnya.
Dr Sri Untari telah berjuang dan berkorban untuk perwujudan jatidiri Koperasi secara konsisten dan berkelanjutan dan itu bisa dilihat dari keberhasilan Sri Untari, dalam memimpin lembaga Koperasi Wanita (Kopwan) Setia Budi Wanita (SBW) Malang.
Koperasi itu, berdasarkan pantauan Herman pernah terperosok ke jurang kehancuran, tetapi berkat ketekunan yang dilakukan oleh Dr Sri Untari berhasil diangkat kembali. Bahkan berhasil menjadi koperasi berorientasi baik di bidang organisasi maupun usahanya.
“Saya masih ingat, ketika itu, omzetnya Rp 8 miliar, dan anggota sekitar 3000 orang, dengan segela permasalahanya, kini SBW menjadi Kopwan paling moncer, anggotanya hampir 10000, dan omsetnya sudah hampir Rp 110 miliar,” tuturnya.
Itu semua, dapat diraih dengan baik dengan modal ketekunan, dan keuletan Dr. Sri Untari dalam menerapkan idealisme dengan prinsip jati diri berkoperasi.
“Bagi Bu Sri Untari Koperasi tidak hanya dipahami tapi dihayati dan diekspresikan dalam setiap langkahnya. Karena itu, beliau bisa berhasil membangun Koperasi dan kini menjadi salah satu tokoh penting di bidang Koperasi,” pungkasnya. (aii)
Leave a Reply