Ia juga menegaskan bahwa selama lima tahun menjabat sebagai walikota pada periode 2013, dirinya tidak pernah menerima bayaran, melainkan mengabdikan seluruh gaji untuk dhuafa, fakir miskin, dan yatim piatu. “Abah Anton tidak nyari bayaran, semua untuk dhuafa, fakir miskin dan yatim. Mereka tidak bisa seperti kita, ada majelis yang menyatukan kita,” tutur Abah Anton.
Mengenai isu yang menyebut dirinya dipanggil polisi, Abah Anton menepisnya dan mengajak semua pihak untuk menjaga kondusivitas Kota Malang. Ia berpesan kepada jamaah untuk memilih pemimpin yang dikenal dan memiliki rekam jejak yang jelas.
“Jadi kalau sekarang sampean mendengarkan Abah Anton belum bersih, itu Preeet. Kalau dikasih sesuatu terima en. Ati tetap nomor 3. Jangan sampai punya pimpinan yang akhirnya lali Karo awak e dewe,” urai Abah Anton.
“Abah Anton kepinginnya damai, Malang kondusif. Sampean seng cerdas, golek seng kenal, jelas, Loman,” lanjut Abah Anton langsung mendapat celetukan dari Jamaah Wanita
“Contone nomor telu, nyoblos bathuk e Abah,” celetuk seorang jamaah yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan.
Menutup tausiyahnya, Abah Anton berpesan agar masyarakat memilih dengan bijak dan tidak tergoda iming-iming materi.