MALANGKOTA (SurabayaPost.id) – Mantaap dan ditunggu – tunggu, Sam Rektor Akhirnya maju untuk meramaikan bursa kandidat Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang.
Kesediaan Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Assoc Prof Nurcholis Sunuyeko, MSi yang familier disapa Sam Rektor itu, setelah dirinya mendaftarkan diri di kantor KONI Kota Malang, di detik akhir penjaringan, Rabu (28/12/2022) pada sekitar pukul 15.50 WIB dari ketentuan pukul 16.00 WIB.
“Ini adalah bukti untuk menunjukan bahwa banyak orang di Kota Malang yang perhatian dengan olahraga,” kata Sam Rektor.
Sementara ini kata dia, hanya ada dua kandidat Ketua KONI Kota Malang. Yang pertama adalah kandidat petahana Edy Wahyono dan pengusaha Djoni Sudjatmoko.
Pria yang juga menjabat Ketua Cabor Esport Indonesia (ESI) Kota Malang itu menambahkan, dia ingin membangun fasilitas pusat pelatihan olahraga atlet dan juga sekolah atlet di Kota Malang.
“Tujuan membuka SMAN Olahraga seperti di Sidoarjo itu supaya muncul bibit atlet berprestasi,” tutur pria ramah, energik dan penuh inovasi tersebut.
Sam Rektor pun memiliki alasan, sehingga dirinya ingin membangun pusat pelatihan atlet di Kota Malang dan sekolah olahraga. Sebab, pria yang memilik slogan “Sing Penting Heppie” ingin meningkatkan prestasi atlet-atlet di Kota Malang.
“Tujuannya adalah mengembalikan Kota Malang sebagai barometer,” ujarnya.
Sam Rektor ini mempunyai visi tersebut karena dia sudah pernah menerapkan cara tersebut untuk menelurkan atlet berprestasi.
Sebut saja Nur Yahya Ade Velani atlet mahasiswa IBU yang berhasil menyabet medali emas di Invitation of Net Game Competition, Universitas Negeri Yogyakarta (INGCO UNY) 2022.
Selain itu juga ada Rahmad Setiabudi mahasiswa IBU yang berhasil harumkan nama Indonesia dengan medali emasnya di ASEAN University Games (AUG) 2022 Ubon Ratchathani, Thailand.
Nethavani Octaria, mahasiswa IBU yang berhasil menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di Sea Games 2019 silam.
“Mereka kami pusatkan dalam pelatihan dan kami beri program Khusus dan itu akan kami terapkan di KONI,” jelasnya.
Alasan terakhir dia maju sebagai kandidat karena ingin menyejahterakan para atlet pasca berprestasi.
Sam Rektor berpandangan bahwa banyak atlet yang usai berprestasi atau mengharumkan nama daerah kesejahteraannya kurang diperhatikan.
“Banyak (atlet) dan harus ada perhatian tidak hanya saat menjadi atlet saja diperhatikan, tapi juga saat pensiun menjadi atlet itu musti harus ada perhatian untuk kesejahteraan atlet,”ujarnya.
Salah satu cara untuk menyejahterakan atlet usai berprestasi atau pensiun menjadi atlet itu dengan memberikan beasiswa pendidikan.
“Pendidikan ini penting karena banyak lisensi kepelatihan ini membutuhkan pendidikan sarjana. Dan program itu supaya para atlet ini bisa mendapat pendidikan. Salah satunya kuliah di Kampus IBU atau lembaga pendidikan olahraga lainnya,” bebernya.
Sejumlah mantan atlet yang memanfaatkan program dari Sam Rektor itu contohnya adalah asisten pelatih Arema FC, Siswantoro.
Tahun 2014 kala itu Siswantoro ingin mendapatkan lisensi sebagai pelatih karena dia sudah pensiun.
Kampus IBU waktu itu dari arahan Sam Rektor langsung memberi beasiswa S1 dan S2 Jurusan Pendidikan Olahraga.
Setelah mendapat gelar sarjana, kini dia mendapat lisensi dan bisa berkarir hingga menjadi Asisten Pelatih Arema FC.
“Itu salah satu contoh akan menjadi atensi perhatian saya. Karena kehidupan atlet itu tetap berlangsung meskipun telah pensiun,” pungkasnya. (*)
Leave a Reply