Mengais Rezeki dari Pengunjung Baloga, Sejumlah Petani Jeruk Desa Bumiaji Beromset Puluhan Juta Per Hari  

Sutikno (kaos merah) pemilik wisata petik jeruk
Sutikno (kaos merah) pemilik wisata petik jeruk

BATU (SurabayaPost.id) – Mengais rezeki dari pengunjung wisata Baloga (Batu Lowe garden) sejumlah wisata petik jeruk milik warga Desa Bumiaji sekitar Baloga beromset puluhan juta perhari.

Untuk itu, Sutikno pemilik wahana petik jeruk seluas 1000 meter persegi,yang terletak di Jalan Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, mengaku senang  lantaran tidak bingung memasarkan hasil panen jeruk kepruk 55, dan omzetnya capai puluhan juta. 

“Terimakasih dengan adanya Baloga, dampak ekonominya masyarakat sekitar terdongkrak oleh pengunjung Baloga ketika hari libur. Ini, sangat bagus untuk warga disini,” kata Sutikno saat berada di kebun petik jeruk miliknya yang berdampingan dengan Baloga, Mingu (2/7/2023).

Mekanisme petik jeruk, menurut Sutik sapaan akrabnya masuknya gratis, dan bisa mencicipi jeruk keprok 55 unggulan Kota Wisata Batu.

“Cukup merogoh kocek Rp 15 ribu perkilo, bisa menikmati manisnya jeruk bumi Kota Batu.Selain itu, saat ini ada promo 2 Kg seharga Rp 15 ribu, jeruk campur.Artinya campur ukuran besar dan kecil.Untuk ukuran yang jumbo harganya Rp 15 ribu,” papar Sutik.

Pada saat hari libur, papar dia, dalam sehari terjual rata – rata 1 ton jeruk,
dan menghasilkan sekitar Rp 10 juta.
Olehkarena itu,pihaknya berterimakasih kepada manejemen Baloga lantaran telah memberi kelonggaran pada petani sekitar untuk memanfaatkan menjual jeruk yang dikemas dengan petik jeruk.

Wisata Petik Jeruk yang dikelola Karang Taruna Desa Bumiaji RW O8
Wisata Petik Jeruk yang dikelola Karang Taruna Desa Bumiaji RW O8

“Perhari omset kami sekitar Rp 10 juta,dalam sebulan karena cara jualnya campur, jadi kisaran Rp 75 juta dalam sebulan,”ujarnya.

Selain itu,ujar dia,pihaknya tidak repot untuk memasarkan hasil panen jeruk tersebut.

“Ya cukup mengais rezeki disini, semakin ramai pengunjung Baloga, ramai pula jeruk kami disasar pembeli.Ini merupakan dampak keberadaan Baloga di wilayah Desa Bumiaji Kota Batu.Menariknya lagi, juga banyak wisatawan yang menghubungi kami ketika mau berkunjung ke Baloga,sekalian pesan jeruk.Ada dari Jawa tengah,Jawa barat dan sejumlah daerah lain,” ucapnya.

Sisi lain,Kamto merupakan Ketua RW 08 Desa Bumiaji, pengelola kebun jeruk milik warga sekitar seluas 2500 meter persegi yang dikelola Karang Taruna RW 08,menyebut mendapat penghasilan lumayan besar.

“Lahan pertanian petik jeruk milik warga sekitar dengan luas Rp 2500 meter persegi ini, dikelola Karang Taruna RW 08.Perhari sekira 1 ton jeruk ludes terjual.Dengan luas 2500 meter kebun ini, bisa menghasilkan jeruk sekitar 25 ton, targetnya satu bulan kelar.Kalau terjual semua sekitar Rp 375 juta uangnya,”kata Kamto.

Menariknya dalam pengelolaan kebun ini,menurut dia,Karang Taruna perkilonya mendapat kompensasi dari petani senilai Rp 2 ribu per kilo.

“Beberapa hari ini sudah terkumpul Rp 8 juta untuk Karang Taruna RW 08.Ini merupakan penghasilan warga sekitar lahan kebun jeruknya berdampingan dengan Baloga.Kita jangan sebatas jadi penonton saja,sudah saatnya kita jadi pemain.Pemain halal dengan cara berbisnis dan memanfaatkan lahan yang ada disekitar Baloga bisa membuahkan hasil berkah,” ungkapnya.

Sementara,Susianto pihak manejemen Baloga bagian edukasi pembelajaran tentang tanaman dan perkembang biakan tanaman, serta cara merawat, mengatakan lebih mengarah disekolah – sekolah mengajarkan beberapa sistem bercocok tanam,salahsatunya dengan hidroponik,dan pihaknya datang ke sekolah – sekolah.

Disingung terkait wisata petik jeruk warga sekitar yang lahannya  berdampingan dengan Baloga?.

“Kami menajemen Baloga dari tim edukasi sangat mengapresiasi dengan adanya petik jeruk yang berdampak pada pemilik lahan yang notabene orang – orang pribumi yang dekat dengan wisata Baloga,”ungkapnya.

Ini,ungkap dia, salahsatu pendukung yang ada di Baloga dengan model sistem kemitraan.

“Kemitraannya karena sebagian lahan ini milik perkampungan,jadi kami minta dilingkungan Baloga yang sangat terbatas lahannya,kami mengajak petani buah disekitar Baloga untuk bisa mensupport kegiatan edukasi di Baloga,”mintanya.

“Termasuk perawatan,dan cara memetik jeruk yang benar, dan cara panennya, bahkan harus menjaga kualitas jeruk agar tetap diminati pengunjung wisata.Artinya jangan sampai mencoreng para petani sendiri karena hasil jeruk kualitasnya menurun.Jaga kualitas jeruk dengan baik,agar tetap diminati para pengunjung,” pesan dia.(Gus) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.