JAKARTA (SurabayaPost.id) – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan sampai dengan akhir Tahun 2019, secara kumulatif telah dilakukan pembinaan oleh Kemenristekdikti kepada 137 (seratus tiga puluh tujuh) Lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang berasal dari 52 Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK), 50 Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), 28 Perguruan Tinggi dan 7 Badan Usaha. Dari jumlah tersebut telah ditetapkan sebanyak 81 (delapan puluh satu) Pusat Unggulan Iptek Utama dengan berbagai bidang.
“Dari jumlah 81 PUI yang sudah mature ini minimal harus memiliki 2 indikator yang pertama adalah PUI harus bisa menghasilkan publikasi dan bisa menghasilkan program doktor, yang kedua dari riset yang sudah dihasilkan tersebut harus bisa menghasilkan produk yang bisa bermanfaat kepada masyarakat contohnya yang sudah ada yaitu riset dibidang kopi dan implan untuk gigi,” ungkap Menteri Nasir saat memberikan arahan pada acara Silaturahmi Nasional Lembaga Litbang Indonesia 2019 di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Selasa (1/10).
Lebih lanjut Menteri Nasir menambahkan riset harus bisa dihilirisasi secara langsung ke industri atau difasilitasi ke industri melalui mediasi pemerintah. Selain itu, penelitinya pun tidak boleh cukup hanya meneliti di dasarnya saja, tetapi harus ditingkatkan pada riset terapan atau riset pengembangan agar kedepannya riset dapat menambah jumlah inovasi kita yang masih sangat kecil.
“Bagaimana kedepannya untuk memperbanyak inovasi ? ada satu media yang harus diajak dalam program PUI ini yaitu Inventor, Innovator, Investor Collaboration yang artinya harus ada kolaborasi inovasi antara inventor, inovator dan investor. Dan yang harus ditekankan adalah riset tidak boleh hanya sebatas sampai publikasi saja, tetapi harus memiliki dampak yang positif dalam masyarakat baik masyarakat industri ataupun masyarakat secara langsung,” tambah Nasir.
Menteri Nasir menambahkan produk Inovasi Kemenristekdikti saat ini sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu produk inovasi tersebut adalh Lampu LED untuk menarik perhatian ikan saat nelayan melaut di malam hari.
” Nelayan Jepara sudah merasakan manfaat dari inovasi Lampu LED ini, hasil tangkapan meningkat 25 persen. Dengan teknologi jangan nelayan mencari ikan tapi nelayan mengambil ikan, ujar Menteri Nasir.
Sementara itu Plt. Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengatakan Silaturahmi Nasional Lembaga Litbang Indonesia Tahun 2019 yang dimaksudkan untuk memperkuat sinergi dan koordinasi antara lembaga litbang dengan lembaga litbang lainnya serta instansi pendukung litbang bertujuan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar instansi litbang dan instansi pendukung litbang dan meningkatkan fokus arah lembaga litbang terkait rencana dan arah tindak lanjut kedepannya .
“Kemenristekdikti juga memperhatikan perkembangan lembaga litbang ke depan agar lebih terarah menuju lembaga litbang yang unggul sesuai tugas dan fungsinya. Dan untuk mendukung pencapaian tersebut, diperlukan koordinasi, sinergi dan sinkronisasi dengan beberapa pihak terkait. Oleh karenanya, dianggap perlu untuk melaksanakan forum bersama yang mempertemukan semua lembaga litbang, instansi induk dari lembaga litbang, dan pendukung lainnya dengan Kementerian Ristekdikti,” ujar Patdono.
Dengan demikian penguatan kelembagaan iptek diarahkan dalam bentuk kemampuan memberikan sumbangan nyata bagi daya saing sektor produksi, keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam, dan penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global yang maju dan modern; ketersediaan faktor-faktor yang diperlukan seperti SDM, sarana prasarana, kelembagaan iptek, jaringan, dan pembiayaan.
Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) telah dilaksanakan Kemenristekdikti sejak Tahun 2010 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan litbang sebagai PUI yang mampu menyerap kebutuhan pengguna/market dan sekaligus menghasilkan dan mengalirkan produk atau hasil teknologi ke penggunanya, serta menjadikan Lembaga Unggul yang berpotensi dikembangkan menjadi lembaga Science Teckno Park. Program PUI ini juga telah mampu menciptakan iklim kompetisi positif bagi lembaga-lembaga litbang untuk meningkatkan produktivitasnya yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif pada aspek academic excellence, economic benefit, dan social impact.
Turut hadir pada acara tersebut Sekretaris Jenderal Ainun Na’im, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, Direktur Lembaga Litbang Kemal Prihatman, 137 Lembaga PUI Litbang dan PUI Perguruan Tinggi, Badan Litbang Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), LPPM dari Instansi Induk PUI Perguruan Tinggi, Tim Pakar Pusat Unggulan Iptek. (lil)
Leave a Reply