MALANG (SurabayaPost.id) – Perwakilan Bank Indonesia (Bi) Malang terus melakukan inovasi dan terobosan baru untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Satu di antara terobosan tersebut mendatangkan motivator yang juga CEO General Electric (GE) Indonesia, DR Handry Satriago.
Satu-satunya CEO perusahaan asing berdarah Indonesia itu didatangkan dalam acara Temu Responden BI Malang di Ballroom Hotel Haris & Conventions Malang, Rabu (7/8/2019).
Hadir dalam acara tersebut seluruh stakeholder BI Malang. Di antaranya 250 perusahaan berskala besar, menengah dan kecil yang ada di wilayah kerja BI Malang.
Selain itu, kolega survei BI Malang. Misalnya, surveyor untuk kegiatan dunia usaha (SKDU), survei konsumen (SK), survei penjualan eceran (SPE). Lalu, surveyor untuk pemantau harga (SPH), survei pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS), dan laison perusahaan serta para pedagang.
Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan Aminurridho tak membantah bila CEO GE Indonesia, Handry Satriago diundang secara khusus. Tujuannya, kata dia, untuk memberikan motivasi pada responden untuk survei dan para pedagang.
“Pak Handry Satriago merupakan satu-satunya CEO yang asli orang Indonesia. Dia bisa jadi motivator yang luar biasa,” kata Azka Subhan Aminurridho saat didampingi pejabat BI Malang, Easy.
Menurut dia, hal tersebut sebagai ucapan terima kasih pada surveyor dan pedagang. Sebab, mereka sudah membantu BI Malang dalan upaya pengambilan kebijakan dan keputusan untuk daerah maupun pusat.
Terutama, lanjut dia, terkait dengan pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Menurut dia, soal inflasi di wilayah kerja BI Malang sangat terkendali. “Untuk bulan Juli 2019 masih sekitar 2,00 persen,” kata dia.
Begitu juga, lanjut Azka, yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Dia.mwngatalan bila pertumbuhan ekonomi di Jawa sekitar 5,05 persen.
“Sedangkan untuk wilayah kerja BI Malang, alhamdulillah masih di atas itu sedikit. Tapi kita harus terus bekerja keras agar lebih baik lagi, meski cukup berat,” papar mantan pejabat BI Semarang ini.
Alasannya, kata dia, kondisi eksternal belum konduaif. Dia aebut seperti perang dagang antara AS dengan China.
Sedangkan kkondisi internal menurut pria murah senyum ini juga butuh pemulihan pasca Pilpres. Untungnya, kata dia, konsumsi masih lumayan. Sehingga, di wilayah kerja BI Malang relatif cukup bagus dibandingkan Jatim dan Indonesia.
“Itu karena pertumbuhan ekonomi naik sedikit. Karena itu, ayo kita jangan menyerah. Makanya saya undang motivator hebat (CEO GE Indoneaia untuk memberikan nspirasi dan pencerahan. Sebab beliau itu tahu benar apa yang harus dilakukan dalam nenghadapi perekonomian yang terkadang tak menentu,” katanya.
CEO GE Indonesia, Handry Satriago pun memberikan tips bagaimana membangun usaha dan bisnis yang aulses dengan baik. Menurut alumni Monash University ini, dalam membangun bisnis di era saat ini harus tentukan tujuan dan impian yang ingin dicapai.
Setelah itu, terang alumni IPB Bogor ini, bangun resiliensi atau daya tahan. “Dan perhatikan kebutuhan pelanggan (customer need) serta produk delivery. Bikin customer terikat (engagement),” jelas dia.
Di samping itu, terang peraih doktor di UI ini, bangun daya saing yang kuat. Itu mengingat, saat ini daya saing Indonesia ada di peringkat 36.
Daya saing itu kata dia berhubungan dengan tingkat kemakmuran. Sedangkan kemakmuran itu diukur dengan pendapatan perkapita. “Thailand, Singapura di atas Indonesia. Apalagi Swiss,” jelas dia memberi contoh.
Untuk itu, dia mengingatkan agar produk yang dijual memiliki nilai tambah (value added). “Kalau kita hanya ekspor komoditas terus ya tidak akan naik kelas. Karena tidak ada nilai tambahnya,” jelas dia.
Makanya, kata dia, harus mengkriet value dan tidak boleh berhenti mencari ide atau inovatif. Harus punya ide untuk menghasilkan sesuatu.
“Disamping itu harus confidence, percaya diri untuk selalu belajar. Jadi harus yakin, senang terus dan cari teman yang baik. Kalau semua itu dilakukan maka usaha dan bisnis yang dijalankan akan sukses,” pungkas pria yang mengaku sudah 32 tahun memakai kursi roda itu. (aji)
Leave a Reply