TULUNGAGUNG ( SurabayaPost.Id) – Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Ngrejo Tulungagung tengah menggarap peraturan desa (perdes) tentang konservasi terumbu karang di Pantai Gerangan. Alhasil, destinasi snorkeling untuk melihat keindahan alam bawah laut itu bakal segera terwujud.
Ketua Pokmaswas Pantai Gerangan, Sugiono (51) asal Dusun Wonokoyo Desa Ngrejo Kecamatan Tanggunggunung mengaku, upaya konservasi terumbu karang dipantai gerangan kini dalam proses pembahasan peraturan desa (perdes).
“Setelah perdes dibuat, kami akan melakukan penanaman lamun dan perawatan habitat dibawah laut secara berkala” ujarnya Senin (25/1/2021).
Mengingat, terumbu karang merupakan hewan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan lain dibawah laut, sehingga perlu dijaga kelestariannya.
“Pantai gerangan, terumbu karangnya cukup memadai karena ditopang oleh tanaman mangrove yang berada ditebing bagian barat” kata pria yang akrab disapa ndoring ini.
Melengkapi ekosistem itu, ia berharap kepada pemerintah daerah agar memberikan bantuan berupa tanaman lamun.
“Ekosistem lamun melengkapi ekosistem mangrove dan terumbu karang, sehingga sangat penting untuk disinergikan,” terangnya.
Ia juga meminta, pemerintah melakukan sosialisasi kepada warga setempat berupa pemulihan ekonomi melalui konservasi terumbu karang.
“Melalui konservasi, kami optimis perekonomian warga yang tinggal disekitar pantai gerangan berjumlah 30 an KK ini dapat lebih meningkat” sebutnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tulungagung, Lugu Tri Handoko melalui Kasi Kenelayanan, Dedy Azhar M mengaku, pantai gerangan memang sangat tepat untuk dijadikan konservasi terumbu karang maupun distinasi snorkeling.
Selain merupakan teluk yang ada dipantai selatan, diarea tempat itu terdapat sejumlah pelatih selam yang handal.
“Tentunya aman bagi pemula, lagi pula ombaknya cukup bersahabat untuk dikunjungi para wisatawan,” imbuhnya.
Demi menjaga ekosistem laut, DKP telah menyalurkan bantuan berupa fish apartement dan juga ribuan kakap putih serta ikan lainnya diarea gerangan dan pantai brumbun.
Namun, ia mengakui terdapat 2 kendala yang kini dihadapi, yakni sendimen tanah yang berlumpur serta akses jalan menuju lokasi tersebut kurang memadai.
“Untuk mengatasi itu, kita memerlukan reboisasi disekitar pantai, agar air lautnya lebih jernih serta melakukan pembangunan jalan untuk mempermudah para wisatawan menuju lokasi” terangnya.
Alhasil, melalui program jalur lintas selatan (JLS) yang lokasinya berjarak tidak jauh dari pantai gerangan, tidak menutup kemungkinan bakal segera dilakukan perbaikan.
“Untuk reboisasi kita bekerjasama dengan pihak perhutani dan juga dinas PU terkait akses jalan menuju pantai” imbuhnya.
Dengan begitu, selain sebagai konservasi terumbu karang, pantai gerangan juga dapat menjadi icon wisata snorkeling maupun diving untuk melihat keindahan bawah laut. (Zainul Fuad)
Leave a Reply