Pemdes Cerme Lor Sedekah Bumi di Makam Eyang Sunari

Gelar Sedekah Bumi, Warga Cerme Lor, Gresik, Beralas Terpal Makan Bersama Ratusan Nasi Ambeng di Pesarean Eyang Senari

Gresik (SurabayaPost.id)–Sedekah bumi atau bersih desa, biasanya warga menggelar kirab tumpeng atau nasi ambeng keliling kampung kemudian diperebutkan. Namun, di Desa Cerme Lor, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, ratusan warganya memilih membawa ratusan nasi ambeng, jajanan pasar dan Buah-buahan ke Pesarean leluhur desa setempat, bernama Eyang Senari atau Nyai Siti Sundari, yang berada di area makam Islam Cerme Lor, Sabtu (30/08/2024).

Sedekah bumi di tengah pesarean leluhur dikelilingi ribuan makam warga ini sudah menjadi tradisi turun temurun yang digelar warga, setiap memperingati HUT ke 79 Kemerdekaan RI.

Selain doa ditujukan kepada Nyai Siti Sundari atau akrab dipanggil Eyang Senari, ratusan warga Cerme Lor, juga berdoa untuk ribuan warga yang telah berpulang terlebih dahulu.

Ratusan nasi ambeng, jajanan pasar dan berbagai jenis buah-buahan juga didoakan terlebih dahulu di pesarean leluhur Eyang Senari, agar mendapatkan keberkahan, dan rejeki semakin melimpah.

“Bersih desa atau sedekah bumi ini, sebagai wujud syukur selama setahun rejeki melimpah. Warga memilih berdoa di pesarean Eyang Senari yang menjadi leluhur desa kami. Ribuan makam warga yang mendahului juga kita doakan semua. Harapannya bersih desa ini, warga juga selamat dari bencana, dan rejekinya semakin melimpah, ” ungkap Arifin, Kepala Desa Cerme Lor, ditemui usai acara.

Dikatakan Arifin, Eyang Senari, merupakan leluhur cikal bakal berdirinya Desa Cerme Lor, yang diyakini sudah berusia ratusan tahun lalu.

Meski tidak tahu persis, namun sesuai cerita nenek moyang terdahulu, Eyang Senari, ada sejak zaman Belanda menjajah Indonesia.

“Eyang Senari leluhur kami, sudah ada sejak zaman Belanda menjajah Indonesia, ratusan tahun lalu, tradisi mendoakan Eyang Senari, kita gelar turun temurun, setiap HUT ke 79 kemerdekaan RI, ” tegasnya.

Sementara itu, Maria warga Cerme Lor mengatakan, nasi ambeng, jajanan pasar dan buah-buahan dibawa ke pemakaman, didoakan dan ditukar satu sama lain kemudian dimakan bersama.

“Setiap tahun mas, makanan masak sendiri dari rumah, lauk bali ikan bandeng, ada telur, tahu tempe, urap-urap, ada ayam bakar, kita doakan di makam, makanan kita tukar kemudian makan bersama, ” ujarnya.

Selain dimakan di tempat, sebagian nasi ambeng, jajanan pasar dan buah-buahan yang sudah didoakan dibawa pulang. Warga berharap, tradisi bersih desa rejeki semakin berkah dan melimpah. (***)