GRESIK (SurabayaPost.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menggelar pelatihan penguatan kapasitas daerah dalam penanggulangan kemiskinan ekstrim di penghujung tahun 2023. Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, mengatakan pelatihan bertujuan elaborasi dan koordinasi serta bekerjasama dalam menuntaskan kemiskinan ekstrim di Gresik.
“Kemiskinan ini yang harus kita tanggulangi bersama-sama. Bappeda dan Dinas Sosial saja tidak cukup, harus disupport oleh seluruh OPD di Kabupaten Gresik. Karena masalahnya macam-macam. Karenanga butuh elaborasi, kordinasi dan saling nekerjasama antar OPD dan bahkan pihak yang kerap bersinggungan sengan keluarga miskin akstrim,” kata Wabup saat membuka agenda tersebut di aula Graita Eka Praja, Kantor Bupati Gresik, Selasa (05/12).
Bu Min (panggilan Wabup) menambahkan, beberapa hal yang mempengaruhi kemiskinan di antaranya adalah stunting, kesehatan, dan lingkungan yang kurang bersih. Tiga hal inilah yang menyebabkan kemiskinan dan pertumbuhan SDM di Gresik menjadi terhambat.
Meski demikian, sampai hari ini Gresik telah menurunkan angka kemiskinannya hingga 10,96% dan angka kemiskinan ekstrim hingga 2,74% atau dengan jumlah total 37.120 jiwa. Angka tersebut merupakan capaian yang terbaik sejak 10 tahun terakhir.
“Maka kita harus tetap optimis dan selalu kita gelorakan. Insyaallah kita bisa turunkan angka tersebut hingga 0%.” ucap Bu Min.
Sebagai informasi, dalam pelatihan kali ini, mengundang beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya. Mereka adalah Local Planning And Budgeting TNP2K Siti Alifah Farhana, JFP Madya Koordinator Bidang Data dan Analisis Kemiskinan BAPPENAS Widaryatmo, Perencana Ahli Pertama Bappeda Provinsi Jawa Timur Mukhamad Nasikin.
Peserta pelatihan ini berjumlah 70 orang dari perwakilan perangkat daerah, Camat se Kabupaten Gresik, Lembaga Filantropi Gresik, dan Media Radar Gresik. (***)