MALANG (SurabayaPost.id) – Frisian Flag Indonesia (FFI) memperingati Hardiknas dan Hari Susu Sedunia. Peringatan yang melibatkan 5000 siswa itu dipusatkan di Malang dan Bandung, Senin (7/5/2019).
Menurut Corporate Affairs Director FFI Andrew F Saputro ada 14 Sekolah Dasar (SD) yang terlibat perayaan tersebut. Mereka tersebar di Bandung, Sumedang, Lembang, Pangalengan, Pasuruan dan Malang.
Selain melibatkan ribuan siswa SD, kata dia, juga menggandeng dua universitas. Masing-masing adalah Universitas Brawijaya dan Universitas Padjadjaran Bandung.
Itu dilakukan, kata dia, untuk menyebarkan informasi kebaikan susu secara ilmiah. Sehingga, terang dia, bisa memerangi stunting dan gizi buruk.
Itu mengingat, terang dia, negara-negara di dunia, semakin menegaskan pentingnya minum susu dalam kehidupan manusia. Sebab, susu lekat dengan label sebagai minuman kesehatan, kebugaran dan penuh gizi.
Hanya saja, tutur dia, manfaat susu itu terkadang masih belum tersampaikan dengan baik. “Makanya menyambut hari susu sedunia dan juga hari pendidikan, FFI menggandeng Universitas Brawijaya, Universitas Padjadjaran serta berbagai sekolah dasar,” katanya.
Menurut dia, dalam acara tersebut ada pendidikan mengenai pentingnya kebiasaan minum susu setiap hari dan berolahraga secara teratur yang disampaikan kepada lebih dari 5.000 siswa SD. Tujuannya untuk menyebarkan manfaat susu melalui sosialisasi atau edukasi.
“Tujuan FFI sebagai perusahaan adalah ‘Nourishing by Nature’ yang salah satu pilarnya adalah komitmen untuk memberikan gizi yang baik bagi anak-anak dan keluarga Indonesia. Kami berkomitmen untuk berperan aktif membantu pemerintah membangun keluarga kuat Indonesia. Saat ini, salah satu fokus FFI adalah membantu pemerintah memerangi stunting yang masih diderita oleh sebagian anak-anak Indonesia dengan penyebaran informasi berbasis ilmiah kepada mahasiswa, pemberian susu dan pembangunan fasilitas olahraga kepada anak-anak sekolah dasar. Kerjasama ini bukan dilandasi oleh “Apa yang bisa kami lakukan untuk mereka” tetapi pada “Apa yang bisa kita lakukan bersama untuk satu sama lain,” ujar Andrew F Saputro.
Andrew menambahkan bahwa masih banyak kendala yang ditemukan dalam mempopulerkan susu sebagai minuman sehat. Pada umumnya, pola makan sehari-hari orang Indonesia belum memenuhi gizi seimbang.
Gizi seimbang diartikan sebagai ragam bahan makanan yang berkualitas, jumlah dan proporsi yang sesuai. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Hasil studi SEANUTS (South East Asian Nutrition Survey) yang diinisiasi oleh FrieslandCampina tahun 2012 terhadap 16.000 anak lebih pada usia 6 bulan – 12 tahun, menurut dia, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mengalami berbagai permasalahan terkait dengan kesehatan dan gizi. Dicontohkan seperti gaya hidup kurang aktif, malnutrisi, kekurangan vitamin D serta gangguan pertumbuhan fisik atau stunting.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter/kapita/tahun dari target 20 liter per kapita per tahun. Konsumsi ini kata dia merupakan yang terendah di Asia Tenggara. Sebab Brunei Darussalam mencapai 129.1 liter, Malaysia dengan 50.9 liter, Singapura sebanyak 46.1 liter, dan bahkan masih jauh lebih sedikit dibandingkan dari Vietnam yang berada di angka 20.1 liter susu per kapita per tahun.
Dalam menu masyarakat modern, kata dia, susu menjadi minuman yang wajib ada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini tercermin dari berbagai aturan makan yang dianjurkan oleh pemerintah di berbagai belahan dunia.
Menurut dia, di Amerika ada yang namanya My Plate, Indonesia dulu mempunyai 4 Sehat 5 Sempurna yang lalu disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang.
Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Prof Dr Husmy Yurmiati Ir, MS mengatakan bila pengetahuan akan pentingnya susu sudah dimulai ketika manusia mulai beralih dari berburu ke bertani. Sehingga kehidupan manusia berkaitan erat dengan konsumsi susu.
“Mitos seputar susu harus dihilangkan lewat praktik minum susu disertai riset tentang perilaku minum susu. Pemahaman gizi yang keliru ini akan mengakibatkan tidak terpenuhinya asupan gizi sesuai kebutuhan,” papar dia.
Padahal, lanjut dia, susu merupakan salah satu asupan gizi yang memenuhi segala kebutuhan tubuh. Selain itu, dengan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap susu akan menciptakan domino efek yang baik terhadap industri.
“Produksi susu nasional baru bisa mencukupi 20% kebutuhan pasar. Jika permintaan meningkat tentu produksi bisa semakin ditingkatkan. Itu karena adanya permintaan nyata dari masyarakat,” ujar Husmy Yurmiati. (aji)
Leave a Reply