MALANGKOTA (SurabayaPost id) – Polemik yang tengah terjadi di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang dalam pelaksanaan Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot), mengundang keprihatinan beberapa pihak. Salah satunya, Wakil Wali (Wawali) Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.
Wawali turut menyayangkan hal tersebut. Dirinya berharap, agar seluruh masalah dirampungkan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan.
Wawali Kota Malang, Ir Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, seharusnya Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Kota Malang harus menaati prosedur yang ada. Sehingga tidak mengecewakan semua pihak seperti ini.
“Sebetulnya saya prihatin dengan kondisi yang ada sehubungan masalah Musorkot itu. Tentunya harus tetap mentaati ketentuan yang ada di AD/ART KONI atau peraturan yang ada. Sesuai proses yang diatur sedemikian rupa,” tutur Sofyan Edi Jarwoko, Rabu (28/12/2022).
Dilansir dari SERU.co.id, Bung Edi juga mengaku, hal tersebut sangat disayangkan mengingat selama ini perjalanan prestasi dari KONI sendiri sudah cukup baik. Jika di tahun sebelumnya Porprov Kota Malang hanya bisa meraih juara empat, di tahun ini berada di juara dua se-Jawa Timur.
“Tentu dari juara empat naik ke dua, itu kan sebuah capaian yang tidak mudah. Ini harus dihargai atas perjuangan atlet, cabang olahraga, pelatih, termasuk pengurus KONI,” jelasnya.
Lelaki berkacamata tersebut berpesan, kepada masyarakat khususnya Kota Malang, agar tetap menghargai dan menghormati siapapun yang membesarkan nama olahraga di Kota Malang. Terlebih, juga belajar untuk mengapresiasi kinerja dan prestasi seseorang.
“Kita hormati yang ingin membesarkan nama olahraga di Kota Malang ini, tetapi jangan lupa kita juga harus pandai menghargai prestasi. Dari para pengurus atau siapapun yang sudah mengangkat nama Kota Malang dalam ajang Porprov tahun ini,” tuturnya.
Edy mengaku, selama ini menurutnya, jika ciri dari warga Kota Malang sendiri yakni guyub rukun dan tidak memaksakan diri. Sehingga, dengan masalah yang sedang terjadi pada KONI, agar tetap mengikuti prosedur yang ada.
“Ikuti prosedur dan proses yang ada. Saya kira Malang dari dulu tidak ada yang memaksakan kehendak, tetap menghormati dari proses dan potensi yang ada,” pungkasnya. (*)
Leave a Reply