GRESIK (SurabayaPost.id)—Lima (5) dari 22 orang petugas kesehatan haji dari Gresik yang mengikuti pelatihan di Sikolilo Surabaya dinyatakan positif Covid19. Dari lima orang tersebut, satu diantaranya telah diisolasi di salah satu rumah sakit, dan empat orang lainnya hanya diwajibkan isolasi mandiri di rumah karena kondisi fisiknya sangat sehat.
“Satu orang kita lakukan isolasi di rumah sakit, karena kemungkinan kondisinya memang lemah akibat ada dugaaan penyakit bawaan. Sedangkan yang empat lainya kita lakukan isolasi mandiri secara ketat, karena sehat dan bugar. Namun akan kita pantau dan awasi setiap waktu. Memang anti body menentukan sekali terhadap kekebalam tubuh,” kata Kepala Dinas Keshatan Pemkab Gresik, drg Syaifudin Ghozali, Jumat (10/4).
Ditegaskan Gjozali, ke lima orang tersebut terdeteksi Covid19 setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik melakukan swab dan rapid test. Sebelumnya Kabupaten Gresik mengirimkan 22 orang petugas haji terdiri 10 orang petugas kesehatan haji dan 12 orang tim pemandu haji untuk mengikuti pelatihan di Sukolilo Surabaya.
“Semuanya sudah kami lakukan rapid test. Hasilnya dari 22 orang tersebut 5 diantaranya dinyatakan positif sehingga kami lakukan swab. Semoga hasilnya nanti tidak positif Virus Corona,” tandasnya.
Meski ke limanya telah dinyatakan postif melalui rapis test, Ghozali mengaku bahwa rapid test bukan tolok ukur diagnosa. Rapid test hanya sebagai alat pengukur antibody seseorang terhadap Virus Corona.
Dikatakanya, untuk menentukan status pasien negatif atau positif Covid19, ditentukan dengan hasil swab yang dikirim ke Tropical Disease Center, Rumah Sakit Universitas Airlangga (TDC RS Unair) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Nah untuk memastikan swab kita kirim ke TDC RS Unair dan Kemenkes sudah bisa keluar. Kita tunggu empat hari kedepan,” ujar dokter gigi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Gresik itu.
Ditambahkan, Wakil Bupati Gresik, M Qosim saat ini Tim Satgas Penaggulangan Covid-19 Gresik juga melakukan pengawasan kepada 20 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Gresik yang baru saja pulang dari Malaysia, Selasa (7/4).
Meski sebelumnya dinyatakan negatif saat dilakukan rapid test oleh pihak provinsi, namun Tim Satgas Penaggulangan Covid-19 Gresik tetap mewajibkan para PMI tersebut melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
“Dari Kecamatan Panceng 18 orang dan Kecamatan Dukun 2 orang. Kami akan terus memantau mereka. Jika selama masa isolasi 14 hari itu ada yang mengalami gejala Covid-19 maka kami akan langsung kami bawa ke rumah sakit rujukan,” pungkas Qosim.
Leave a Reply