Ramai Pro-Kontra Coding di SD-SMP, UMM Sudah Jalankan Program Serupa

Ramai Pro-Kontra Coding di SD-SMP, UMM Sudah Jalankan Program Serupa. (Sumber Humas UMM)
Ramai Pro-Kontra Coding di SD-SMP, UMM Sudah Jalankan Program Serupa. (Sumber Humas UMM)

MALANG (SurabayaPost.id) – Wacana memasukkan materi coding dalam kurikulum pendidikan menjadi hal menarik yang dititipkan wakil presiden Gibran untuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Indonesia Prof. Abdul Mu’ti. Rencananya, coding akan menjadi mata pelajaran pilihan di sekolah-sekolah yang mampu melaksanakannya. Ini menjadi cara untuk menyiapkan generasi cakap digital untuk Indonesia Emas 2045.

Menariknya, wacana tersebut bahkan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sejak September 2024 lalu. Inisiasi tersebut telah dilakukan melalui Program Pelatihan Dasar Teknologi Digital (PDTD) UMM yang diberikan untuk semua mahasiswa baru, dimulai sejak mahasiswa baru Kampus Putih 2024.

Dilansir dari berbagai media, UMM memang sudah membekali mahasiswanya dengan bahasa pemrograman python sejak masih menjadi mahasiswa baru. “Perkembangan teknologi dan digitalisasi berdampak besar pada perubahan kita sehari-hari, termasuk jenis pekerjaan. Maka, untuk menyiapkan mahasiswa dan lulusan, UMM membekali mereka dengan skill teknologi digital. Mereka memperoleh kompetensi ekstra berupa bahasa pemrograman Python relatif mudah dipahami oleh semua mahasiswa, walaupun bukan dari prodi Informatika,” kata Kepala Biro Sistem dan Informasi dan Digitalisasi (BSID) UMM Dr. Ir. Suyatno, M.Si.

Ia berharap, para mahasiswa dapat mengenal dan menguasai coding. Sehingga mereka bisa membuat inovasi, mengimplementasikannya apda dunia kerja, dan juga memberikan solusi menarik bagi masalah masyarakat. Bahkan juga bisa mengembangkan proyek sistem informasi dengan mengguanakn bahasa Python. Sederet materi sudah disiapkan, mulai dari konsep dasar pemrograman, struktur dan operasi dasar, analisis dan visualisasi data, dan lain sebagainya.

“Bahasa pemrograman dan coding ini jadi bahan dasarnya. Kemudian mereka bisa mengkreasikannya menjadi berbagai hal menarik, misalnya aplikasi,” tegasnya.

Adapun semua mahasiswa baru turut serta di dalam agenda ini. Dijalankan mulai September hingga Februari di tiap tahunnya. Suyatno berharap, program tersebut bisa mendorong anak-anak muda untuk terus berinovasi dan memberikan solusi. Adapun para pengajarnya pada program ini terdiri dari para dosen profesional serta sederet praktisi. Materi bahasa pemrograman Python diberikan secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari level dasar, lanjutan dan level profesional melalui mata kuliah yang melekat pada kurikulum masing-masing program studi.

“Mendikdasmen masih menggodok kurikulum coding untuk SD dan SMP. Sementara kami juga sudah menjalankan program serupa di tinkat universitas. Jadi saya rasa akan ada kesinambungan jika di pendidikan dasar dan menengah sudah diajari coding. Adapun di UMM semua mahasiswa akan mendapatkan materi ini, sekalipun dia bukan mahasiswa informatika,” katanya mengakhiri. (*)