
Menurutnya, Kampus yang dipimpinnya selalu berinisiatif untuk meratakan akses pendidikan karena ingin mengamalkan amanah Undang-Undang Dasar (UUD), yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Selama ini, menurut Sam Rektor, banyak perguruan tinggi yang belum mengamalkan hal itu.
Oleh karena itu, UIBU tidak memandang calon mahasiswanya itu pintar atau tidak. Selama itu adalah warga negara Indonesia dan ingin akses kuliah, UIBU hadir untuk memberikan pendidikan yang berkualitas.
“Jika sekolah dan perguruan tinggi hanya untuk pandai, lalu siapa yang mengurusi mereka yang sedang bermimpi mengubah nasibnya,” ucap pria yang akrab disapa Sam Rektor tersebut.
Sam Rektor menambahkan, selama dua dekade terakhir ini, UIBU fokus menjangkau anak muda di Kawasan Indonesia Timur (KTI) yang ingin berkuliah.
Tercatat 70 persen alumni UIBU ialah dari Papua, Sulawesi, NTT, dan NTB. Bahkan, berkat pendidikan di UIBU, banyak dari alumni tersebut yang mendapat pekerjaan layak.
“Kini UIBU Malang menjadi ‘rumah’ bagi mereka yang bermimpi menaikkan strata sosial di daerahnya,” kata Sam Rektor, pria energik penuh inovasi ini.
Dia percaya, cahaya pendidikan di Indonesia ini bukan seperti nyala api membara di Tugu Monas Jakarta saja, tetapi seperti lentera-lentera kecil yang bisa menyinari kehidupan di seluruh pelosok di Indonesia.
Dalam memberikan akses untuk pemerataan pendidikan itu, UIBU juga sadar betul akan biaya pendidikan. Supaya akses pendidikan ini mudah dimanfaatkan, UIBU memberikan kebijakan seperti pemotongan biaya pendidikan, pemberian beasiswa, hingga program pembebasan biaya pendidikan bagi mahasiswa tertentu.
“Upaya ini telah menginspirasi masyarakat luas dan mendorong pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi yang berkualitas,” tandasnya. (lil).