Santernya Pemberitaan Hilangnya Uang Nasabah Rp1,4 Miliar, Inilah Klarifikasi BRI

Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Sutoyo, Akhmad Fajar. (ist)
Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Sutoyo, Akhmad Fajar. (ist)

MALANG (SurabayaPost.id) – Santernya pemberitaan di media terkait hilangnya uang nasabah Prioritas BRI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Lawang bernama Silvia YAP sebesar Rp 1,4 Miliar, usai meng-klik undangan pernikahan yang dikirim via WhatsApp, Kantor Cabang BRI Malang Sutoyo yang membawahi KCP Lawang, langsung memberikan klarifikasi.

Pemimpin Kantor Cabang BRI Malang Sutoyo, Akhmad Fajar menjelaskan, BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan yang bersangkutan. Dan BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, dimana yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering.

“Kejadian tersebut akibat yang bersangkutan membocorkan data transaksi perbankan (Kode OTP) yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga transaksi di internet banking dapat berjalan dengan sukses,” tutur Fajar, dalam keterangan persnya Jumat (07/07/2023).

Disebutkannya, BRI berempati atas hal tersebut. Namun demikian bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah, apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan.

Dengan semakin beragamnya modus penipuan secara digital, BRI menghimbau, agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dari sumber tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster, apabila masyarakat menginstall aplikasi dari sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

“Kami juga menghimbau hal yang sama ke masyarakat umum. Bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun,” tegasnya.

Pihaknya senantiasa mengimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi. Serta dihimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI.

“Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dsb). Baik melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbuhnya.

BRI selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia, seperti username, password, PIN, maupun kode OTP dan lainnya. BRI hanya menggunakan saluran resmi, baik website maupun media sosial (verified), sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.

Hilmy F Ali, kuasa hukum Silvia YAP (kanan) saat menggelar konferensi pers terkait hilangnya uang sebesar Rp 1,4 Miliar
Hilmy F Ali, kuasa hukum Silvia YAP (kanan) saat menggelar konferensi pers terkait hilangnya uang sebesar Rp 1,4 Miliar

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, seorang pengusaha aksesoris kendaraan yang bernama Silvia YAP (52), kehilangan saldo BRI sebesar Rp1,4 Miliar.

Wanita paro baya asal Lawang Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu kehilangan saldo rekening BRI usai dirinya meng klik undangan pernikahan melalui WhatsApp.

Kasus itu kini telah dilaporkan ke Polda Jatim dan Polres Malang. Laporan tersebut tertuang dalam nomor LP/B/405/VII/2023/SPKT/POLDA JAWA TIMUR, terkait ilegal akses dan dugaan adanya tindak pidana pencucian uang (TPPU), pada Rabu (05/07/2023) siang.

Hilmy F Ali, kuasa hukum korban mengungkapkan, kliennya yang merupakan nasabah prioritas BRI ini kehilangan uang miliaran Rupiah setelah membuka undangan digital yang dikirim seseorang. Dia menduga, kliennya jadi korban phising.

“Klien kami, pada akhir Mei 2023 menerima undangan pernikahan digital di handphone nya. Kemudian, undangan tersebut diklik dan muncul iklan – iklan serta muncul 6 aplikasi mobile banking. Tapi, yang kebobol hanya BRI. Laporan ke Polda ini soal ilegal akses dan TPPU,” ujar Hilmy, Kamis (06/07/2023).

Secara detail Hilmy menjelaskan, Silvi menerima undangan digital tersebut sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah di klik, mendadak ponselnya memunculkan banyak iklan. Merasa janggal, dirinya mengecek semua saldo melalui mobile banking.

“Uang itu keluar melalui BRImo, transfer pindah ke rekening bank lain. Ada juga yang melalui top up pulsa senilai 40 juta. Dari jam 22.00 WIB sampai jam 03.00 WIB, total ada belasan transaksi,” ungkapnya.

Anehnya, kata Hilmy, kliennya tidak pernah mengunduh aplikasi BRImo. Tetapi dalam notifikasi yang diterima kliennya melalui email menunjukkan adanya transaksi melalui BRImo

“Ketika dicek mutasi rekening, yang miliaran klien kami telah beralih ke rekening yang tak dikenal. Padahal, klien kami ini tidak pernah mengunduh atau mendownload aplikasi BRImo. Jadi, siapa yang menginstal BRImo ini? Padahal klien kami tidak memiliki Mbanking BRI,” tegasnya. (Lil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.