BANGKALAN (SurabayaPost.id) – PT Telkom Indonesia bersama Baitulmaal Muamalat (BMM) melaksanakan aksi nyata pelestarian lingkungan melalui penanaman 5.000 bibit mangrove sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (26/11/2025) ini menjadi langkah strategis untuk mendukung pemulihan ekosistem pesisir sekaligus memperkuat ketahanan kawasan pantai terhadap abrasi dan perubahan iklim.
Penanaman mangrove yang berlangsung di Pesisir Pantai Martajasah, Desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Telkom Indonesia Regional 3 dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) Aman Sentosa Lestari, serta didukung oleh Pemerintah Daerah setempat. Kolaborasi multi pihak ini tidak hanya menghadirkan dampak ekologis, tetapi juga sosial dan ekonomi bagi warga di sekitar pesisir.
Dalam sambutannya, General Manajer Witel Suramadu PT Telkom Indonesia, Hendro Setyo Budi, menyampaikan bahwa Telkom tidak hanya menjalankan fungsi utama sebagai perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan digital, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial melalui program TJSL.
“Kami berterima kasih diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk Dinas Kehutanan. Hari ini Telkom berkontribusi memberikan 5.000 bibit mangrove. Harapannya, apa yang kita tanam ini menjadi sedekah oksigen, menghijaukan lingkungan, dan sekaligus dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini harus berlanjut dengan pemeliharaan bersama sehingga mangrove dapat tumbuh dan memberikan manfaat ekologis maupun sosial.
Sementara itu, Kepala CDK Sumenep, Endang Handayani, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Penanaman hari ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia di tanggal 28 November. Menanam mangrove bukan sekadar seremonial, tetapi sedekah oksigen dan amal jariyah ekologis bagi keberlangsungan hidup makhluk di bumi,” ujarnya.
Kepala CDK Sumenep juga menambahkan bahwa mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon lima kali lebih tinggi dibanding tanaman lain, sehingga selaras dengan program Provinsi Jawa Timur, yakni Jatim Lestari. Ia berharap kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada penanaman, tetapi juga berkembang menjadi pemberdayaan masyarakat, seperti pengembangan wisata mangrove, budidaya madu, ikan, kepiting, hingga pemanfaatan hasil hutan bukan kayu sebagai upaya peningkatan kesejahteraan warga.
Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas lingkungan, seperti menyerap karbon tinggi, mencegah abrasi, menjadi habitat biota laut, hingga mendukung aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. Karena itu, penanaman 5.000 bibit ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi keberlanjutan ekosistem.
Kegiatan ini juga menjadi simbol keberlanjutan kolaborasi antara Telkom Indonesia dan BMM dalam menghadirkan program-program sosial yang relevan, berdampak, dan berkesinambungan. Kedepannya, kedua lembaga berkomitmen memperluas inisiatif serupa di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
Dengan semakin tingginya tantangan lingkungan saat ini, langkah kolaboratif seperti ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk turut serta menjaga dan merawat alam demi masa depan yang lebih baik. (**).
