MALANG (SurabayaPost.id) – Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH MH MBA mendapat banyak ucapan selamat dari banyak kalangan. Termasuk dari Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko setelah meraih gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (27/12/2018).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo ini memang layak mendapatkan gelar tersebut. Sebab, dia dinilai memiliki kepedulian sangat tinggi terkait peningkatan daya saing melalui pendidikan vokasi.
Hal itu diakui merupakan langkah nyata mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hasil survey Forum Bursa Kerja Khusus SMK se Jawa Timur tahun 2018 menunjukan bahwa lulusan SMK yang diterima bekerja di industri sebanyak 64,11%.
“Sejalan dengan hasil survey tersebut, BPS mencatat terjadi penurunan pengangguran lulusan SMK dari tahun 2014 sebesar 10,53% menjadi 8,83% pada 2018,” jelas Gubernur Jawa Timur, Dr Dr (HC) Soekarwo, SH., MH, MBA saat dinobatkan meraih Doktor Honoris Causa..
Makanya, kebijakan pendidikan vokasi yang Soekarwo lakukan dinilai telah berhasil mendorong struktur pekerja di Jawa Timur lebih berkualitas. Terjadi pergeseran pendidikan tenaga kerja di Jawa Timur, pada tahun 2008 mayoritas pekerja di Jawa Timur (57,79%) merupakan lulusan pendidikan dasar.
“Sementara, tahun 2018 mayoritas pekerja Jawa Timur yakni 53,80%, merupakan lulusan pendidikan menengah. Peningkatan kapasitas tenaga kerja Jawa Timur menjadi input yang mendorong produktivitas,” papar Pakde Karwo.
Produktivitas tenaga kerja di Jawa Timur, sambung Soekarwo, berdampak pada peringkat daya saing daerah. Khususnya daya saing Sumber Daya Manusia (SDM). Daya saing SDM Jawa Timur diapresiasi Asia Competitiveness Institute. “Ini menandakan Jawa Timur memiliki SDM yang berdaya saing,” ungkapnya.
Peningkatan daya saing melalui pendidikan vokasi berhasil menurunkan angka pengangguran lulusan SMK serta meningkatkan kapasitas tenaga kerja di Jawa Timur, dan berdampak pada produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan daya saing dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh kinerja yang produktif. Mengingat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil saat ini yang diiringi pemerataan pendapatan, penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, sebagai inklusivitas pembangunan ekonomi,” jelasnya.
Dampak kebijakan peningkatan daya saing melalui pendidikan vokasi mendukung kinerja industri bisa mengungkit pendapatan masyarakat. “Saya perkirakan, jika kebijakan berkelanjutan, dapat menghantarkan Jawa Timur memasuki era pendapatan upper midle income di tahun 2019,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply