BATU (SurabayaPost.id) – Dinilai tak produktif Tempat Penimbunan Kayu (TPK) milik perusahaan Djawatan Kehutanan (DK) KPH Malang, BKPH Pujon, TPH Oro Oro Ombo, disulap menjadi destinasi wisata Arum Manis Cafe Butik dan Pusat Oleh – oleh. Soft opening destinasi wisata di Desa Oro Oro Ombo,Kecamatan Batu, Kota Batu tersebut dibuka Wawali Punjul Santoso, Rabu (18/12/2019).
Destinasi tersebut menempati lahan seluas 5500 meter persegi. Itu terwujud lewat kerjasama antara perhutani dengan Owner PT Arum Sejahtera, Bambang Suharto.
Kerja sama tersebut, diyakini Punjul Santoso akan menjadikan destinasi wahana kuliner dan pusat oleh – oleh yang luar biasa. Sebab bisa menyedot para wisatawan. Sehingga selain meningkatkan pengunjung ke Kota Wisata Batu, sekaligus bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar.
Wawali Kota Batu Punjul Santoso, menyampaikan hal tersebut, Rabu (18/12/2019). Makanya, kata Punjul, atas nama Pemerintah Kota Batu memberikan apresiasi terhadap PT Arum Sejahtera. Itu terkait gagasannya telah menambah satu lagi wahana wisata kuliner dan oleh – oleh di Kota Batu yang sangat fantastis.
“Owner PT Arum Sejahtera, telah memberikan tempat representatif dan konsep ini telah mengkolaborasikan antara pasar yang ada di sekitar antara para seniman dan pelaku – pelaku usaha serta yang lainnya,” katanya.
Selain itu lanjut dia, nantinya akan mengkolaborasikan dengan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) agar ada sinergitas yang baik.Termasuk dengan pihak Pemerintah Daerah. Camat , Kades dan dinas terkait.
“Itu karena hakikatnya dalam bekerja harus ada dukungan yang riil. Khususnya dari pihak – pihak yang terkait,” timpalnya.
Sementara itu, Owner Arum Manis Cafe Resto Butik dan Pusat Oleh – Oleh, Bambang Suharto, menjelaskan bahwa bangunan itu terdiri dari dua skat. Itu seluas 715 meter di atas lahan 550 meter persegi.
Sedangkan luas halaman parkir diperkirakan bisa menampung sejumlah 15 unit bus. “Itu, bekerja sama dengan Djawatan Kehutanan (DK) dan mekanismenya sistem sewa setiap tahun,” jelasnya.
Kemudian, terkait karyawan, menurut Bambang 80 persen diprioritaskan warga desa setempat yang berpotensi. Selain itu, menurut dia, bagi para Pedagang Kreatif Lapangan ( PKL ) yang sebelumnya berjualan di tepi jalan di depan area usahanya. Sejumlah 13 PKL tersebut sedang direlokasi di area usahanya.
“Kami relokasi di area ini, dan disediakan tempat gratis, tapi dibebani pembayaran air dan lampu listrik saja. Dan kami sudah membuat perjanjian dengan mereka, bahwa tempat tersebut tidak boleh diperjual belikan,” tegasnya.
Itu, tegas dia, Kota Batu agar tidak hanya terkenal di bidang wisatanya saja.Menurutnya, harus ada nilai – nilai budaya – budaya yang diangkat. “Mulai dari para seniman seniman yang ada harus berkolaborasi dengan para pengusaha.Tapi di Kota Batu ini, kami belum melihat,” ungkapnya.
Dengan begitu, menurut Bambang, Kota Batu tidak hanya dikenal dengan Kota Wisatanya saja, karena kata dia. “Kota Batu yang notabene banyak seniman senimannya tapi terlihat berdiri sendiri dan tidak kelihatan, ada yang kolaborasi dengan pengusaha,” terangnya.
Maka dari itu, terang dia, ia berani mengatakan bahwa tempat tersebut secara berkala akan ada pameran lukisan termasuk patung sekaligus akan bisa demo berkarya bikin patung di tempatnya.
“Dengan adanya event – event pameran nantinya, bakal bisa mengundang tamu – tamu dari luar daerah.Jadi akan berkomunikasi dan silaturahmi antara seniman dan pelaku – pelaku usaha yang ada di Kota Batu,” pungkasnya. (Gus)
Leave a Reply