Sebagai informasi, kunjungan kerja ini khusus diagendakan Pemkab Bogor untuk melakukan studi lapangan terkait sistem penanganan pengelolahan sampah yang ada di Kota Malang.
Dalam sambutannya, Asisten II Pemkab Bogor, Suryanto Putra menyampaikan bukan tanpa alasan Kota Malang menjadi salah satu kota rujukan yang dituju. “Sudah tepat bagi kami menjadikan Kota Malang sebagai referensi, karena memang luar biasa Kota Malang bisa sampai menjadi pilot project program LSDP” ungkapnya.
Menangggapi arahan awal dari Ibu Asisten II dan Kepala DLH Kota Malang, Asisten II bidang perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bogor, Ir. Suryanto Putra, ST, M.Si, kemudian mengungkapkan kondisi penanganan sampah saat ini di wilayah Kabupaten Bogor.
“Dengan wilayah kami yang terdiri dari 40 kecamatan, 435 desa, dan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu juga menghasilkan ribuan sampah yang juga sama besarnya,” ujar Suryanto Putra.
Statement tersebut diikuti dengan kekhawatiran Suryanto mengenai kendala jumlah TPA dengan jarak jangkauan yang cukup luas. “Kami hanya mempunyai satu TPA, sedangkan lahannya sudah habis. Beban jarak yang luar biasa, biaya transportasinya pun juga besar.” ungkap Suryanto. Tidak berhenti sampai masalah pendanaan, Kabupaten Bogor juga sedang mencari solusi untuk mobilitas yang terhambat akibat musim hujan yang berakibat longsor.
Kunjungan kerja singkat tersebut ditutup oleh Diah Ayu yang optimis dapat memberikan pandangan baru untuk penanganan pengelolahan sampah di Kabupaten Bogor.
Setelah ini para tamu akan diarahkan untuk melihat langsung ke area dan proses pengelolahan sampah yang ada di TPA Supit Urang. “Setelah ini Pak, kami tunjukkan langsung bagaimana cara kerja sanitary landfill ini di TPA kami, TPA Supiturang. Kita survey kesana. Saya yakin apa yang sudah diupayakan oleh Pemerintahan Kota Malang akan selalu menjadi inspirasi untuk kota-kota yang lain. Mari Pak, kita juga sedang belajar bersama-sama.” tutup Diah.