
“98 kota di Indonesia harus mampu memaksimalkan potensi fiskalnya agar lompatan besar menuju 2045 bisa tercapai,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan harapannya agar Munas VII APEKSI ini menjadi ajang konsolidasi yang menghasilkan solusi nyata atas permasalahan kota.
“Pagi tadi Munas VII APEKSI resmi dibuka oleh Bapak Wakil Menteri Dalam Negeri, disusul dengan pemaparan dari Wakil Gubernur Jawa Timur dan Staf Ahli Kementerian Keuangan. Munas ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus konsolidasi antarpemerintah kota di seluruh Indonesia,” ujar Wali Kota Malang saat ditemui usai mengikuti pembukaan Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya, Kamis (9/5/2025).
Wahyu pun berharap Munas VII APEKSI ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi negara sesuai dengan tema Dari APEKSI untuk Negeri. Banyak hal penting dibahas, mulai dari penguatan regulasi hingga penyesuaian program-program pusat yang harus diimplementasikan di daerah.
“Alhamdulillah, melalui sinergi ini kita bisa memahami dan mendiskusikan tantangan masing-masing kota, sehingga solusi yang diambil lebih tepat sasaran. APEKSI menjadi wadah penting yang membuat pemerintah kota semakin solid dan dipercaya masyarakat,” kata Wahyu Hidayat dikutip dari rilis Bagian Prokompim Setda Kota Malang.
Munas VII APEKSI kali ini juga menjadi momentum penting di tengah transisi kepemimpinan nasional dan daerah pascapemilu 2024. Dengan arah kebijakan baru di bawah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, termasuk program Asta Cita Presiden RI, pemerintah kota kini tengah mempersiapkan implementasi program-program strategis.
Selama lebih dari dua dekade, APEKSI telah menjadi garda terdepan dalam mendukung optimalisasi otonomi daerah dan memperkuat kapasitas pemerintah kota. Munas kali ini tidak hanya menjadi forum pengambilan kebijakan dan evaluasi organisasi, tetapi juga memperkuat komitmen untuk membangun kota yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan demi menyongsong Indonesia Emas 2045. (**).