“Pinter saja tidak cukup tapi harus yang, faham, serta perduli dengan rakyat,”tuturnya.
Abah Anton ini, ujar dia memiliki kelebihan, faham rakyatnya, dan perduli. Karakter masyarakat Kota Malang, menurutnya Abah Anton sangat faham.
“Abah Anton dan Abah Dimyati, sama-sama orang Malang dan sama-sama mudah ditemui warga, jadi kalau ada masalah bisa langsung di sampaikan, kerumahnya,”ujarnya.
Selain itu, kata Rido pemimpin itu harus se garis. Warga disini mayoritas NU yang terbiasa tahlilan, dan solawatan.
“Kita memiliki tradisi tahlilan dan solawatan, pemimpinnya harus orang NU, dan itu hanya ada di Abah Anton dan Abah Dimyati,”tandas peria separuh baya yang merupakan pendukung Abah Anton sejak tahun 2013 lalu itu.
Abah Alwi sesepuh, Kwangsan lainnya, juga menyampaikan hal yang sama. Jika sudah dikenal tidak mungkin menghianati rakyatnya.
“Tidak mungkin orang yang kita sudah kenal lama akan berkhianat, Apalagi beliau orang Malang asli, dan kita tahu rumahnya,”tandas Abah Alwi.
Sementara itu, Abah Anton mangaku bersyukur dukungan yang luar biasa dari warga Kwangsan dan sekitarnya.
“Masyarakat sangat antusias. Semua kompak ini menjadi pertanda baik untuk pasangan Abadi,”tuturnya.
The Power of emak-emak akan menjadi kekuatan Abadi memenangkan Pilkada di Kota Malang. (**)