Wartawan Berperan Besar Sukseskan Program PEN

Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, 

MALANG (SurabayaPost.id) – Wartawan berperan besar dalam mensukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menyajikan berita-berita yang adil, konstruktif, berimbang, dan jernih.  Sehingga mampu menciptakan ekspektasi positif di kalangan masyarakat, terutama pelaku ekonomi, untuk bersama-sama bangkit dengan meredanya Covid-19.

Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo,  mengatakan hal tersebut pada Penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW)  Angkatan 37 dan  38 yanh dilaksanakan PWI Malang Raya,  di Hotel Savana Malang, Selasa (7/12/2021).

mengatakan peran wartawan dalam membangun ekspektasi dan optimisme terkait kondisi ekonomi kini dan kedepan yang lebih baik daripada yang diasumsikan masyarakat menjadi penting.

“Ekspektasi positif dari masyarakat merupakan modal penting dalam membangun ekonomi pascaderaan pandemi saat kopi meninggi,” katanya.

Namun, dia mengingatkan, karena kita masih berada dalam masa pandemi, maka kebijakan injak gas tetap harus dilakukan kehati-hatian dengan tetap melaksanakan prokes. Prokes penting karena di beberapa negara maju, Covid ada tren kenaikan karena abai masalah prokes.

Peserta UKW, Penguji dan Pe furus PWI Malang Raya pose bersama Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto saat penutupan UKW.

Menurut dia,  ketika wartawan mengangkat atau menulis isyu-isyu terkait ekonomi. Adanya informasi yang salah terkait berita ekonomi, dampaknya lebih terasa karena akan mengganggu ekosistem dari perekonomian.

Intinya, wartawan ekonomi dituntut lebih memiliki pengetahuan tentang ekonomi yang lebih memadai dan mampu menjelaskan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang lebih luas bagi masyarakat seperti pelaku pembuat kebijakan, investor, pelaku industri, maupun masyarakat sebagai konsumen.

Mengenai masalah penanganan ekonomi pada masa pandemi, dia memaklumi, pemerintah dihadapkan pada masa yang sulit. Pemerintah dihadapkan pada masa yang sulit,  yakni menyeimbangkan antara menarik rem untuk mencegah persebaran Covid dan menginjak gas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Antara masalah kesehatan dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang. Dua hal yang nampak berbeda, tapi sesungguhnya sama. Masalah kesehatan dan ekonomi merupakan sisi dualitas yang tidak bisa dipilih pemerintah, namun perlu dimitigasi agar semuanya berjalan bersama secara baik.

“Tidak bisa pemerintah atas nama kesehatan mengabaikan masalah ekonomi, begitu juga sebaliknya karena dampaknya akan sangat dirasakan berat oleh masyarakat,” ucapnya.

Saat ini, menurut dia, harus  bersyukur  pandemi Covid di Indonesia dapat dikontrol dengan baik oleh pemerintah. Angka kasus aktif bisa ditekan, begitu juga tingkat hunian rumah sakit juga rendah.

Dengan meredanya Covid, maka sebenarnya merupakan momentum yang tepat agar pemerintah pertumbuhan ekonomi. Sektor riil perlu digenjot agar bisa tumbuh signifikan sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, mengcover tenaga kerja yang di-PHK maupun angkatan kerja baru lulusan sekolah dan perguruan tinggi.

Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, saya nilai, peran wartawan atau media sangat penting. Hal itu didasarkan fakta, banyak orang memutuskan berinvestasi maupun konsumsi karena pertimbangan ekspektasi setelah mendapatkan informasi dari media.

Pengalaman saya membuktikan hal itu. Ketika saya bertanya kepada penerima BLT, mau dibuat apa uang itu, jawab sang penerima justru disimpan karena khawatir Covid masih akan tinggi dan pemerintah tidak lagi mengucurkan BLT. Mereka memilih tidak membelanjakan BLT untuk konsumsi.

Dari sini secara sederhana dapat disimpulkan, orang memutuskan berbelanja konsumsi atau tidak ternyata banyak dipengaruhi soal persepsi, soal ekspektasi, tidak melulu terkait kebutuhan.

Untuk mencapai ideal itu, Andreas menilai,  tentu kapasitas wartawan harus mumpuni. Mereka mengerti tentang bagaimana ekonomi berjalan, mengerti isyu-isyu yang terkait dengan ekonomi dan mampu menuangkannya dalam suatu laporan jurnalistik.

“Untuk mencapai itu, maka wartawan harus terus belajar. Pembekalan pengetahuan spesifik sangat penting agar wartawan lebih memahami secara lebih baik aspek-aspek yang menjadi topik penulisan, seperti masalah ekonomi, politik, seni, lingkungan, gender, HAM, dan lainnya,” ucapnya.

Bagi wartawan yang lulus UKW dan dinyatakan kompeten, maka ada tanggung jawab moral, etis, dan profesional yang melekat pada anda dalam menjalankan profesi.

Intinya, anda dituntut bekerja dan berkarya lebih baik dengan dilandasi kemampuan penguasaan materi, penguasaan teknik wawancara maupun pengumpulan bahan tulis, serta cara penulisannya dengan dilandasi semangat profesionalisme, menjaga etika, dan moral.

Karena itulah, upaya terus meningkatkan kemampuan profesionalisme dituntut agar kedepan dapat berkarya lebih baik lagi sehingga tulisan jurnalistik yang dihasilkan teman-teman betul-betul positif yang dapat mencerdaskan masyarakat menuju Indonesia Maju pada 2045. (@ji)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.