MALANG (SurabayaPost.id) – PIONIR IX yang digelar di UIN Maliki Malang, Jatim.sudah resmi ditutup oleh Sekjen Pendis Kemenag, Imam Syafi’i. UIN Maliki menjadi yang terbaik dari 58 PTKIN dalan ajang kompetisi mahasiswa berbasis agama Islam itu.
Meski begitu penentuan tuan rumah untuk PIONIR X 2021 masih belum ditetapkan. Sebab, hasil musyawarah Forum Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia hanya menominasikan tiga PTKIN.
Di antara ketiga calon tuan rumah PIONIR X Tahun 2021 adalah UIN Alauddin Makassar. Selain itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IAIN Salatiga.
Menurut Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Safriansyah para nominator itu harus mengajukan surat resmi sebagai tuan rumah secepatnya. “Surat yang ditujukan kepada Dirjen Pendis itu disertai proposal,” kata dia.
Dia berharap pelaksanaan PIONIR X 2021 nanti lebih baik dan sukses seperti di UIN Maliki Malang. Sebab dia menilai pelaksanaan ajang bergengsi bagi mahasiswa PTKIN di Malang ini sangat luar biasa. “Sangat sukses,” tegas dia yang diamini Ketua Senat UIN Maliki Malang Dr HA Muhtadi Ridwan.
Alasannya, UIN Maliki Malang tak hanya keluar sebagai juara umum, meraih piala bergilir Menteri Agama RI. Namun juga sukses dalam melaksanakan PIONIR IX 2019.
Indikasi kesuksesan itu disebutkan dia seperti pelaksanaan yang berjalan lancar dan tertib. “Pak Menteri Agama hingga jajaran Ditjen Pendidikan Islam memberikan apresiasi positif. Sebab lebih baik dari even – even sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Senat UIN Maliki Malang Dr HA Muhtadi Ridwan merespon positif apresiasi dari Kemenag dan seluruh PTKIN, peserta PIONIR IX. “Kami bersyukur biaa jadi terbaik. Sebab obsesi kami memang menjadi tuan rumah terbaik,” kata dia yang diamini WR 3 UIN Maliki Malang Dr Isroqunnajah.
Selain menjadi tuan rumah terbaik, kata dia, UIN Maliki juga menjadi juara umum. Sehingga piala bergilir Menteri Agama diserahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Dr H Imam Syafi’i, MPd kepada Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Abd Haris.
UIN Maliki meraih 10 emas, 5 perak, dan 7 perunggu. Urutan kedua adalah UIN Sunan Ampel Surabaya dengan 7 emas, 3 perak, 2 perunggu. Sedangkan posisi ketiga diraih UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan 5 emas, 3 perak dan 10 perunggu.
Imam Syafi’i mengaku sangat bangga kepada mahasiswa PTKIN. Sebab selain agama, mereka dinilai juga jago di bidang lainnya.
“Setelah melihat, saya yakin PTKIN merupakan kandangnya para jagoan. Mereka jago apa saja. Jago ngaji, karate, seni hingga riset. Saya optimis mereka bukan jago kandang,” tandasnya.
Kala piala bergilir sudah dipegang Rektor Abd Haris, delegasi PTKIN yang masuk 10 besar PIONIR IX diajak untuk merayakan kemenangannya. Praktis peraih medali dari 12 cabang olahraga, 13 cabang seni dan 7 medali cabang riset ikut naik ke panggung. Mereka bergembira bersama-sama.
Kendati demikian, dari 58 PTKIN ada 17 kampus yang belum memperoleh medali sama sekali. Di antaranya IAIN Ambon, IAIN Bengkulu, IAIN Curup, IAIN Fatahul Muluk, IAIN Kendari, IAIN Manado, IAIN Padangsidimpuan.
Selain itu IAIN Ponorogo, IAIN Pontianak, IAIN Samarinda, IAIN Sultan Amai Gorontalo, IAIN Ternate, STAIN Gajah Putih Takengon. Begitu juga STAIN Majene, STAIN Mandailing Natal, STAIN Sorong Papua Barat dan STAIN Teungku Dirundeng. Delegasi mereka gagal membawa pulang medali. (aji)
Leave a Reply