BATU (SurabayaPost.id ) – Untuk mewujudkan visi Kota Wisata Batu, Desa Berdaya Kota Berjaya, maka keberadaan destinasi wisata kentang di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, diyakini bakal jadi ikon unggulan di Kota Wisata Batu. Hal tersebut, disampaikan pemuda asli Desa Sumber Brantas, Rudi Mardyanto, Sabtu (10/8/2019).
Alasannya, Desa Sumber Brantas, tidak hanya dikenal sebagai desa penghasil kentang terbaik di Jawa Timur. Selain itu desa tersebut, diakui punya keindahan suasana alam yang tampil beda.
“Kalau suasananya tampil beda, rasa nikmat kentangnya luar biasa. Apalagi ditemukan pula genetik kentang dengan ribuan warna. Kentang warna-warni itu bakal jasi ikon baru,” kata dia.
Makanya kentang warna-warni tersebut akan dibudidayakan di di desa tersebut. “Bila semua warga membudidayakan kami yakin bakal mampu menyedot wisatawan ke Kota Wisata Batu,” kata Rudi.
Rudi yang sudah melanglang buana ke beberapa negara itu berjanji akan terus melakukan inovasi. Terutama yang berkaitan dengan beragam warna kentang tersebut.
Dia akan menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Kota Batu. Sehingga menghasilkan Icon pariwisata Kota Batu yang identik dengan kota penghasil apel, wisata alam dan berbagai wahana wisatanya.
Dijelaskan dis bila perkembangan wisata sangat cepat. Hal itu kata dia sangat mempengaruhi tingkat pendapatan dan perkembangan Kota Batu.
Hal itu juga mempengaruhi sektor lain di Kota Batu. Salah satunya kata dia adalah sektor pertanian.
Menurut dia, perkembangan pertanian di Kota Batu didominasi hasil pertanian berupa sayur dan buah. Sehingga Kota Batu banyak menghasilkan olahan sayur dan buah sebagai oleh-oleh.
Sayangnya, kata dia, perkembangan pertanian hanya berbatas pada pengembangan lahan pertanian dan penjualan hasil pertanian. Pariwisata pertanian itu berupa wisata petik buah belum menunjukkan hasil yang maksimal jika dibandingkan dengan wisata alam dan wahana wisata.
“Wacana untuk meningkatkan pariwisata dalam bidang pertanian adalah dengan memadukan pariwisata, edukasi dan pertanian.
Salah satu pertanian yang sekarang dikembangkan di salah satu daerah di Batu tepatnya di wilayah Jurang Kuali adalah pertanian kentang,” jelas dia.
Menurut dia, kentang tersebut bukan kentang biasa karena merupakan kentang hitam. Itu mengingat di wilayah Batu terdapat 3000 varietas kentang yang dikembangkan. Dan yang menjadi unggulan adalah kentang hitam.
“Budidaya kentang hitam ini melibatkan berbagai pihak. Tidak hanya petani tetapi juga para pelajar. Para pelajar magang akan diajarkan tentang pembibitan hingga treatment yang dilakukan pasca panen. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga dapat melakukan penelitian di tempat ini,” jelas dia
Hanya saja, lanjut dia, akses untuk menuju lahan pembibitan masih menjadi kendala. Karena masih berupa jalan tanah.
Dia berharap kedepan wisata edukasi pembibitan kentang ini akan menjadi salah satu pendorong sektor pariwisata pertanian di wilayah Batu. Sehingga tidak hanya pelajar, mahasiswa dan peneliti (yang melakukan praktek kerja lapangan dan penelitian). Namun juga masyarakat umum dan para wisatawan.
“Mereka dapat mempelajari pertanian kentang dengan spesifikasi yang unik. Sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas soal kentang,” jelas dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono mengaku bangga dengan kreativitas para putra daerah dalam mengembangkan dan mengangkat potensi yang ada di desanya. “Desa Brantas misalnya. Mereka mengangkat budaya menanam kentang. Selain bisa menambah kesejahteraan para petani, desa tersebut bakal punya warna yang beda,” puji Imam Suryono.
Menurut dia, Dinas Pariwisata Kota Batu akan terus mendorong masyarakat untuk mewujudkan kreativitas dan hasil Inovasinya terkait wisata. Sebab, kata dia, lewat inovasi dan kreativitas tersebut para petani Kota Batu bakal maju.
“Itu akan mewujudkan visi Wali Kota Batu dengan tagline Desa Berdaya, Kota Berjaya. Karena kami berharap tiap potensi yang ada bisa menjadi destinasi wisata,” pungkas Imam Suryono. (gus)
Leave a Reply