Memprihatinkan,   Stunting di Kota Batu Mencapai 51 Persen 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko

BATU (SurabayaPoat.id) – Masalah stunting di Kota Batu  ternyata tertinggi di Jawa Timur. Sebab angka stunting di Kota Wisata Batu  (KWB) tersebut sangat memprihatinkan karena mencapai 51 persen. 

Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa hal itu lebih tinggi dibanding angka rerata stunting di Jawa Timur. “Sebab rerata di Jatim  hanya mencapai 32,6 persen,” jelas dia saat membuka acara Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Klub Bunga, Kota Batu, Selasa (3/9/2019).

Untuk itu, Gubernur yang sapaan akrabnya Khofifah tersebut,  mengingatkan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko serta para pendamping profesional masyarakat desa. Mereka diminta  agar bersama-sama secepatnya menurunkan angka stunting yang sangat tinggi itu.

“Stunting kita masih terbilang tinggi, mencapai 32,6 persen. Namun ada yang lebih tinggi, Kota Batu, angkanya mencapai 51 persen,” seru Khofifah.

Khofifah berharap agar Kota Batu memiliki program yang fokus untuk dijadikan penajaman di setiap desa. “Nantinya bisa dijadikan upaya serius untuk bisa menekan angka stunting di Batu dan Jawa Timur secara keseluruhan,” tandasnya.

Oleh karena itu tandas dia, supaya nantinya  antar elemen bisa sinergi dengan PKK dan Kepala Desa. Mereka diminta  bisa fokus di dua hal. “Yakni penurunan kemiskinan dan penurunan stunting,” harap mantan Menteri Sosial RI ini.

Yang perlu diketahui, menurut  Khofifah, dalam rakor yang dihadiri oleh 3.871 orang tenaga profesional pendamping desa. Disebutkan dia, terdiri dari tenaga ahli pemberdayaan masyarakat dan  pendamping lokal desa, pendamping desa teknik infrastruktur,serta pendamping desa pemberdayaan.

“Stunting tersebut telah menjadi sorotan dunia. Tapi bukan karena disorot kita bekerja. Semakin banyak yang stunting, artinya kita menyiapkan masa depan yang gelap dan suram,” katanya.

Meski begitu, kata dia, anak yang stunting tersebut,bukan hanya kerdil secara fisik.Menurutnya, karena kapasitas otaknya juga mengalami kekerdilan. “Sehingga sumber daya manusia di daerah tersebut akan menurun jauh,” timpalnya.

Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengaku sudah berupaya keras dalam rangka menurunkan angka stunting di Kota Batu.

“Bahkan pemerintah mengalokasikan khusus anggaran sebesar 20 persen dari APBD Kota Batu, untuk menambah gizi dan nutrisi balita hingga usia sekolah.Bahkan melakukan upaya sosialisasi tentang persiapan calon ibu,” ngakunya.

Selain itu, Dewanti Rumpoko, mengaku di seluruh Indonesia angka stuntingnya masih tinggi.Olehkarena itu, menurutnya terus melakukan upaya menyiapkan calon Ibu bahkan sebelum menikah, dengan tujuan.

“Bagaimana menjaga organ reproduksi, pembekalan sebelum hamil dan juga cara membesarkan anak dengan kecukupan gizi,” ujar Dewanti Rumpoko.

Maka dari itu, Dewanti Rumpoko mengaku update terakhir data stunting di Kota Batu yang ia ketahui pada tahun lalu. Menurutnya ada di angka 28 persen.

Makanya, dirinya mengaku kaget, ketika disebutkan Kota Batu menjadi daerah tertinggi untuk kasus stunting mencapai 51 persen. Sebab, “Kita sudah alokasikan banyak anggaran di lintas dinas. Ada di Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan dinas – dinas yang lain.  Sekira 20 persen totalnya, dari anggaran total belanja Kota Batu,” dalih Dewanti Rumpoko. (Gus) 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.